BAB 4

930 71 79
                                    

Beberapa menit kemudian Azkara tertidur lalu lampu yang tadi menyala seketika padam. Kamera CCTV pun otomatis berhenti merekam.

"Agghhrr," teriak Azkara.

Apa yang terjadi selama listrik padamu? ucapnya dalam hati.

Wajahnya tampak tak tenang, ia geram pada keadaan.

"CCTV itu juga tidak bekerja!" gerutunya. Ia menyandarkan tubuhnya di senderan kursi lalu memandang langit-langit ruang kerjanya.

Aku yakin pasti telah terjadi sesuatu pada Meika saat lampu itu padam, batinnya.

***

Arland sudah sampai di kediaman Azkara. Mereka tengah berada di ruang kerja Azkara, sebuah ruangan khusus yang Azkara siapkan di rumahnya, tepat di sebelah kamar tidurnya.

"Apa Meika sudah ditemukan? Di mana dia dan bagaimana keadaannya?" tanya Azkara penuh harap.

"Tidak, Tuan. Kami belum berhasil menemukannya. Tapi, ada satu titik lokasi bahwa Nyonya Meika diduga berada di sana. Namun, setelah didatangi, Nyonya tidak ada," ungkap Arland.

"Di mana lokasinya?" tanyanya lagi.

"Lokasinya di hotel G Foresst sebelah selatan kota Z, Tuan Muda. Ada salah satu anak buah kita yang mendapat info dari staff hotel tersebut bahwa ia melihat perempuan yang mirip sekali dengan Nyonya. Namun, saat melakukan cek-in dia memakai nama Yasmin Evlynzee. Informasi yang didapat ini dirasa kurang akurat, Tuan. Mengingat bahwa staff itu juga sangat jarang melihat atau bertatap langsung dengan Nyonya Meika. Lagi pula, untuk apa Nyonya menggunakan nama lain? Tapi saya tetap menyuruh beberapa anak buah untuk datang mengecek langsung ke sana," pungkas Arland.

"Satu jam yang lalu saat mereka tiba di hotel itu. Perempuan yang dianggap mirip seperti Nyonya Meika sudah terlebih dahulu chek-out. Untuk memastikan apakah itu memang benar Nyonya Meika, pengecekan CCTV di bagian resepsionis hotel pun dilakukan. Wajah perempuan itu memang mirip dengan Nyonya, Tuan! Ahh bukan mirip lagi melainkan sama," lanjutnya.

"Berarti dia memang istriku, Lan! Lalu selanjutnya apa?" tanya Azkara. Raut wajahnya menunjukkan keceriaan, terbukti dengan adanya informasi mengenai istrinya.

"Anak buah kita masih terus melacak keberadaan Nyonya melalui plat mobil yang dipakai Nyonya saat meninggalkan hotel tersebut. Tapi, untuk saat ini belum ada informasi lagi dari mereka, Tuan. Mungkin saja mereka masih mengejar mobil Nyonya."

Azkara menunduk sesaat lalu melihat Arland dengan sorot mata tajamnya, "Baiklah, saya akan menunggu. Jika sampai malam tidak ada hasil dari mereka. Maka saya yang akan turun tangan langsung untuk mencarinya. Jujur saya sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, Lan!" ucapnya tegas.

"Tuan Muda, saya mengerti apa yang Anda rasakan. Semoga Nyonya segera kita temukan."

Arland memahami betul kondisi bos sekaligus kawan karibnya itu. Wajah yang tadinya ceria mendadak mendung kembali, Azkara benar-benar telah kehilangan senyumnya.


***

"Kenapa mereka terus saja mengikutiku?" gerutu gadis yang sedang menyetir mobilnya.

Diliriknya bergantian kaca spion luar mobil dan spion tengah (center mirror) mobilnya. Sudah lebih dari lima belas menit sebuah mobil hitam Avanza terus saja mengikutinya. Awalnya ia berpikir bahwa arah mereka memang sama.

Namun, ternyata hal itu terbantahkan. Sebab, sudah tiga kali ia memutar ulang mobilnya di jalur yang sama, mobil yang mengikutinya pun lantas melakukan hal yang sama pula.

Kenapa perasaanku tidak enak, batinnya.

Lantas ia pun memacu kecepatan mobilnya menjadi dua kali lipat. Mobil dibelakangnya pun juga semakin cepat mengejarnya, seolah tak mau melepas gadis tersebut.

Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif Where stories live. Discover now