Pagi ini Yasmin pulang ke rumahnya. Rasa senang terus membuatnya tersenyum sedari tadi. Sempat putus asa akan nasib, tetapi sekarang tak lagi. Ia akan kembali ke siklus semula hidupnya. Menjalankan rutinitas harian dan mengembangkan karier.
Namun, Yasmin harus lebih waspada. Bisa saja Raline masih mengincarnya. Orang yang layak mendapat ucapan terima kasih adalah Sania. Rupanya gadis itu tak menipu, ia sungguh menolong Yasmin. Sedangkan Oliv, biarlah menjadi urusan belakangan.
"Iya, sebentar!" Nesha tergesa-gesa menuju ruang tamu. Sejak tadi bel rumah berbunyi berulang kali.
Nesha memperhatikan dari atas hingga turun ke bawah sosok tamu itu. "Kau?"
Yasmin mengangguk cepat sembari tersenyum. Sebelumnya ia melihat dua cincin emas di tangan kiri adiknya. Sementara di jari manis tangan kanan tersemat cincin berlian.
Ia memeluk erat Nesha. Tak peduli jika sang adik masih memakai masker wajah yang cukup belepotan.
"Lepas!" cecar Nesha.
"Beraninya kau kemari," ujarnya dengan tatapan sinis."Kenapa? Ini rumah kita. Banyak hal yang harus kuceritakan padamu. Kau pasti tak menyangka." Yasmin hendak masuk, tetapi Nesha menghalangi.
"Aku tidak perlu mendengar cerita apa pun tentangmu. Mau apa kau ke sini? Kuburan kakakku masih basah! Belum cukup kau menikahi pengusaha kaya? Lalu memanfaatkan kakakku?"
"Kuburan siapa yang kau maksud? Kakak?" Yasmin tampak berpikir. "Aku masih hidup, Nesha! Siapa yang mengarang berita kematianku?"
"Tidak ada yang mengarang! Kakakku sudah mati gara-gara dirimu. Lebih baik kau pergi dari sini!" usir Nesha.
"Aku masih hidup! Aku Yasmin, Nesha. Coba lihat diriku baik-baik." Ia memegang pundak adiknya.
Nesha menepis. "Kau bukan Yasmin, kakakku! Kau Meika Salsabilah istri Azkara Arghantara."
Sang kakak tak bergeming.
"Kau mau mengelak lagi? Akan kutunjukkan buktinya padamu!" Nesha pergi lalu kembali membawa koran.
"Kau baca itu!"
"Meika? Aku tidak mengenalnya. Ini berita tentangnya. Bukan tentangku. Dia yang lari dari pernikahan kenapa malah aku yang disalahkan."
"Justru karena itu kau terobsesi untuk menjadi orang lain! Menjadi kakakku hanya karena wajah kalian kembar. Saat kau berhasil, maka kau akan menikahi pria lain atas nama Yasmin! Licik sekali kau, Meika! Tapi aku tidak akan membiarkanmu senang di atas penderitaan kami. Uang yang kau tranfer ke rekening kakakku tidak akan kuserahkan!"
"Nesha, ini salah paham. Begini saja, biarkan aku masuk mengambil barang-barangku. Akan kubuktikan kalau aku adalah Yasmin."
"Tak usah kau buktikan apa pun! Pergi sekarang atau aku akan berteriak," ancamnya.
"Jangan, Nesh." Yasmin tak mau meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu.
"Tolong! Ada penjahat!" teriak Nesha.
"Hentikan, Nesha!"
"Pergi dari sini atau aku akan melapor polisi! Tolong! Ada pembunuh kakakku." Suara Nesha semakin kuat. Mau tak mau Yasmin lari setelah melihat beberapa orang yang datang.
Setelah berlari cukup jauh Yasmin menenangkan diri di supermarket.
Seharusnya aku tidak lari. Kalau begini aku terlihat seperti penjahatnya. Nesha pasti semakin tak mempercayaiku. Ia meletakkan botol minuman yang sudah habis.
Pikirannya berkecamuk. Kalau tak lari, mungkin saja dia sudah mendekam di sel penjara. Belum tentu ada yang mau menebus jaminannya.
"Siapa yang telah mencuci pikiran Nesha?" tanyanya pada diri sendiri.
YOU ARE READING
Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif
RomanceYasmin Evlynzee merupakan seorang Fashion Designer yang terjebak dalam identitas orang lain. Seseorang telah memalsukan identitas aslinya. Yasmin menjadi incaran banyak orang sebab wajahnya persis seperti wajah Meika, istri dari CEO Arghantara Grou...