Pria berkumis tipis dengan setelan jaket kulit berwarna hitam menemui Raline di kediaman lamanya.
"Hal penting apa yang ingin kau sampaikan? Hingga aku harus meninggalkan rapat."
"Nyonya Raline, saya rasa Anda akan terkejut melihat vidio ini," ungkapnya sembari menyalakan laptop.
"Coba putar biar kulihat."
Prans menghubungkan flashdisk ke laptop lalu diputarlah suatu video berdurasi satu menit.
Raline menjadi panik. "Kenapa bisa ada yang merekam kejadian itu, Prans?"
"Kau bilang sudah mengamankan semuanya! Kau polisi yang paling berpengaruh di kota ini. Perjanjian kita tidak main-main!" Ia menatap nyalang lelaki itu.
Di video terlihat jelas Aldrich dan ketiga pria suruhannya. Hubungan dengan Aldrich saat ini tidak baik. Ia takut kalau pria itu tidak bisa menutup mulut dan diajak kerja sama.
Melihat kemarahan Raline justru membuat Prans terkekeh kecil.
"Payah! Kenapa kau malah tertawa? Reputasiku sedang dipertaruhkan di sini!" Raline melempar tas mini yang berhasil ditangkap Prans.
"Ini adalah suatu kebetulan yang sangat menguntungkan saya. Rekaman video ini didapat dari saksi mata atas kejadian pembunuhan yang sudah Anda rekayasa, Nyonya." Prans tersenyum.
"Saksi mata? Orang payah mana yang memainkan drone malam hari di jalanan Kapuas, hah?!" bentak Raline
"Galvin Callandra. Vin's Channel," ujar Prans enteng.
Dahi Raline mengerut pertanda tengah memikirkan sesuatu.
"Vin's Channel? Youtuber yang tengah naik daun itu?"
Prans mengiyakan. "Saya rasa Anda harus membuat janji temu rahasia. Dia itu masih labil di usia yang ke 21 tahun. Mungkin dia akan lebih memilih mempertahankan karier yang sudah lama dirintis. Mencari jutaan subscriber itu bukanlah hal yang mudah, bukan? Perlu perjuangan." Prans menyeruput kopi hitam yang baru saja disuguhkan oleh Sania karena di mansion lama tidak ada pembantu.
Beralih ke negara lain. Meika bak orang stres. Sejak semalam ia begadang mencari solusi agar bisa kembali ke tanah air. Satu rencana telah berhasil disusun, kini wanita itu harus bermain cantik guna menjebak mangsa yang sudah merusak ketenangan hidupnya.
***
Bukan Raline namanya jika tak mampu menyelesaikan satu masalah. Hampir semua koneksi terhubung dengan dirinya. Menutup mulut saksi mata tentu bukan hal yang rumit bagi Raline.
Wanita itu menikmati angin yang menerpa. Dia cukup bahagia sekarang. Segala hal licik tengah berputar di kepalanya terhadap Yasmin.
"Wahh, suatu kebetulan kau menghubungiku saat suasana hatiku sedang senang." Raline begitu antusias melihat tampang tampan pria di layar ponsel.
"Ayolah, aku sedang ada masalah. Kau masih ingat dengan yang kuceritakan padamu waktu itu?" pungkas sepupunya dalam panggilan video.
"Ya, aku ingat karena aku tidak amnesia," kelakar Raline.
"Ngomong-ngomong, kau selalu menceritakan wanita itu padaku tapi tidak pernah memberi tahuku seperti apa orangnya. Aku ini manusia biasa yang memiliki rasa penasaran, Malvin," goda Raline.
"Oke, sebentar. Akan kukirim foto pujaan hatiku padamu."
Bunyi notifikasi pesan masuk, Raline cekatan membuka chat Malvin.
"Apa kau tidak salah kirim foto? Ini foto Yasmin, gadis yang kuceritakan padamu juga. Ayolah jangan mempermainkanku. Itu tidak asik sama sekali." Suara Raline terdengar ketus.
YOU ARE READING
Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif
RomanceYasmin Evlynzee merupakan seorang Fashion Designer yang terjebak dalam identitas orang lain. Seseorang telah memalsukan identitas aslinya. Yasmin menjadi incaran banyak orang sebab wajahnya persis seperti wajah Meika, istri dari CEO Arghantara Grou...