"Dia tenggelam! Tolong! Tolong!" teriak lelaki paruh baya.
Pengunjung lainnya ikut riuh berteriak minta tolong.
"Kemana penjaga pantai?!" teriak pengunjung yang bertanya-tanya.
"Tolong!" Wanita itu terombang-ambing di laut, ia semakin menjauh. Dia merasakan keram di kaki. Kepalalanya terus menyembul ke permukaan sembari berteriak meminta pertolongan.
"Kalian yang bisa berenang bantu dia! Jangan lihat saja!" cetus wanita tua pada sekumpulan orang di bibir pantai. Mereka kebingungan seperti enggan untuk terjun membantu wanita itu.
"Lihat! Itu ada yang bawa kapal. Kita teriaki saja supaya mendekati perempuan itu!" kata seorang lelaki. Sedari tadi dia celingukan mencari bala bantuan.
"Tolong! Yang membawa kapal! Tolong selamatkan wanita itu!!" Mereka meneriaki kapal yang dinaiki Raline.
Azkara menerobos kerumunan, matanya memicing melihat wanita hampir tenggelam yang kini semakin menjauh. Tanpa menunggu lagi, ia turut berenang demi menolong wanita itu.
"Ada yang berenang menolongnya!" teriak wanita tua tadi.
"Azkara!" teriak Sean. "Ya ampun, itu cukup jauh. Apa dia tak berpikir panjang!? Bagaimana jika dia tak sanggup membawa orang itu kembali? Bisa-bisa dia juga jadi korban." Sean mengkhawatirkan keselamatan Azkara.
"Kemana penjaga pantai di sini!?" teriaknya lagi.
Di saat seperti ini ajudan Azkara tidak ada. Sebelum menemui Sean, Azkara sengaja menyuruh mereka untuk tak ikut bersamanya.
"Kenapa bising sekali di sana?" Raline berjalan menuju sisi depan kapal. Dia sengaja memakai kacamata hitam agar mata bengkaknya tak terlihat.
"Ada orang tenggelam, Nyonya! Lihat di sebelah sana!" jawab panik pengemudi kapal. "Kita tolong saja, ya, Nyonya?"
Raline menghela napas. "Kenapa kau malah bertanya padaku? Ini menyangkut nyawa seseorang. Ayo segera ke sana!"
Sebenarnya Raline merasa terusik, tetapi ia tak ingin citra baik yang sudah dia bangun di hadapan orang-orang menjadi buruk karena tak mau menolong orang yang tenggelam itu. Di hadapan orang lain selain di kediamannya, Raline akan bersikap baik dan menutupi kearoganan beserta sikap tempramennya, ia akan berusaha semaksimal mungkin.
Akhirnya kapal mendekati wanita yang tenggelam itu bersamaan dengan sampainya Azkara. Azkara membawa wanita itu ke sisi kapal untuk naik.
"Nyonya, tolong bantu meraka naik! Saya sedang mengemudi, takutnya bila ditinggal berbahaya," teriak pengemudi kapal yang ternyata berusia 20 tahunan.
Terpaksa Raline membantu wanita itu naik, sebelah tangannya menggenggam kalung dan juga memegang pagar kapal. Alhasil kalung yang ia pegang terjatuh ke dalam kemeja Azkara saat tengah membelakanginya di bawah.
Hah? Apa yang masuk ke kemejaku? Azkara kaget ketika benda dingin masuk ke dalam kemejanya.
"Kau naiklah!" Raline menyuruh Azkara untuk naik.
Kapal kemudian melaju ke daratan setelah Azkara naik. Sesampainya di tepi pantai orang-orang sibuk melihat kondisi wanita tadi. Ada juga yang berterima kasih kepada Azkara dan Raline.
Raline memilih menyudahi kunjungannya sedangkan Azkara dan Sean kembali ke kamar hotel.
***
Sean baru saja memesan makanan untuk mereka berdua. Ia melihat Azkara memegang kalung emas putih dilengakapi mainan berbentuk kupu-kupu bermata ungu.
"Kalung siapa?"
YOU ARE READING
Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif
RomanceYasmin Evlynzee merupakan seorang Fashion Designer yang terjebak dalam identitas orang lain. Seseorang telah memalsukan identitas aslinya. Yasmin menjadi incaran banyak orang sebab wajahnya persis seperti wajah Meika, istri dari CEO Arghantara Grou...