Sania mengambil kendali kemudi setelah mereka kembali dari mall. Perjalanan berlanjut menuju kota tempat tinggal Yasmin.
"Minum obat itu. Rasaku kau belum terlalu fit. Tidur saja kalau mau," terang Sania.
Mereka kini saling diam. Setelah meminum obat, Yasmin mengamati keadaan sekitar tol. Malam belum larut. Seperti deja vu, ingatan saat dihabisi kembali muncul.
"Ada apa??" Sania heran melihat dia yang terkesiap tanpa sebab.
Yasmin menggeleng.
Ketika menoleh ke samping, mobil lain sudah sejajar dengan mereka. Spontan ia mengedipkan kedua mata dengan rasa takut bercampur kejut. Ia sedikit mengeluarkan suara.
"Kenapa? Kau lihat hantu?!" Sania resah. Suaranya lebih kuat dari sebelumnya.
"Tidak. Aku ... cuma teringat sesuatu," kelit Yasmin.
Inikah yang dinamakan trauma pasca kecelakaan?
Trauma terhadap mobil yang melintas di malam hari benar-benar membuatnya dalam ketakutan. Apalagi jika jarak dengan mobil itu sangat dekat.
Ia memejamkan mata lalu bersandar dan meregangkan otot. Dalam hatinya pun masih nenaruh curiga pada Sania.
Aku harus waspada terhadap wanita ini.
***
"Dari mana saja kau? Sudah jam segini baru pulang," seru Mahira.
"Ma, aku mengambil gaun dari desainer kenalan baruku." Liza tersenyum kikuk.
Mahira menelisik anaknya. Terutama pada tas berisi gaun itu.
"Oke, Ma. Aku ke kamar."
Sebelum beranjak dari sana. Lisa menanyakan keberadaan adiknya. "Azkara mana, Ma?"
"Masih di kantor."
"Bukannya tadi pagi masih di rumah. Aku kira baru ke kantor besok."
"Dia ke kantor setelah kau pergi tadi, Liz."
"Ouh." Liza tampak memikirkan sesuatu lalu ekspresinya berganti bahagia. "Selamat malam, Ma!"
"Iya, selamat malam."
***
Meika tersadar dari pingsan yang cukup lama. Ia kesakitan memegang kepala yang terasa berputar. Saat bangkit pun ia kembali terduduk karena begitu pusing.
"Di mana gadis kurang ajar itu? Seenaknya saja menjambak rambutku."
"Auch." Disentuhnya bagian kepala yang sedikit membengkak itu.
Tadi siang Zea mendatanginya lalu mereka bertengkar. Dengan beringas, Zea menjambak rambut Meika begitu kuat hingga kepalanya terasa berdenyut.
"Lagi-lagi dia membiusku. Sapu tangan itu pasti dia beri obat!"
Ia melihat botol kecil di lantai. Kemudian bergerak menggapainya.
Ada tulisan hangeul dan english di label botol.
"Aku tidak mengerti."
Tulisan komposisi itu tak dipahami karena nama-nama yang cukup asing bagi Meika.
"Mungkin ini biusnya. Payah! Kenapa dia meninggalkannya di sini."
Dia memekik, "Ya ampun! Kepalaku sakit sekali!"
"Lihat saja kalau bertemu Zea lagi akan kucabut rambutnya sampai putus hingga ke akar-akar!"
"Mei!"
YOU ARE READING
Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif
RomanceYasmin Evlynzee merupakan seorang Fashion Designer yang terjebak dalam identitas orang lain. Seseorang telah memalsukan identitas aslinya. Yasmin menjadi incaran banyak orang sebab wajahnya persis seperti wajah Meika, istri dari CEO Arghantara Grou...