Yasmin mencegat taksi.
"Pak, tolong cepat! Aku dikejar orang aneh," pinta Yasmin sambil menengok ke belakang.
Rupanya lelaki asing tadi mengejarnya naik ojek. Supir pun menambah kecepatan laju mobil. Sesekali diliriknya Yasmin dari kaca tengah. Sesampainya di depan hotel, ada kerumunan wartawan. Wanita itu segera membayar.
"Itu, Meika!" teriak seorang jurnalis. Saat itu pula dari mereka banyak yang merekam.
Sadar jadi pusat perhatian, Yasmin segera lari ke dalam lift. Gerombolan wartawan dengan kameranya kembali mengejar sampai ke atas.
Entah apa salahku sampai harus menghadapi hal ini, batin Yasmin yang terus saja berlari.
"Meika, tunggu!" teriak mereka.
"Sania, buka pintunya," desak Yasmin. Namun, tak kunjung dibukakan. Beruntung, ia mengantongi kunci serep.
"Meika, keluarlah. Kami ingin mewawancaraimu," ucap jurnalis wanita. Disusul dengan ketukan-ketukan pintu.
"Apa lagi ini, Ya Allah." Yasmin terengah-engah.
"Meika itu ke mana, sih. Gara-gara dia aku dikejar. Orang-orang terus salah paham padaku."
Ia tak menemukan tas milik Sania. Bahkan beberapa baju yang sudah sempat dibeli semalam.
"Sania?" Yasmin mengecek ke toilet lalu ke balkon. Hasilnya nihil.
"Meika, apakah Anda memang berencana kabur dengan lelaki lain? Bukan hilang karena diculik?"
Yasmin terperangah. Bagaimana bisa mereka masuk padahal dia sudah mengunci pintu?
"Kalian salah orang! Pergi dari sini!" teriaknya jengah.
"Apa kalian tidak dengar? Pergi!" usirnya sekali lagi.
"Azkara Arghantara adalah pemilik perusahaan AG Group. Tuan Muda dari keluarga Arghantara. Bersuamikan orang kaya raya. Mengapa Anda lebih memilih bersama dengan pria lain?" tegas wartawan.
"Ya, Anda tidak mencintai Azkara. Mungkinkah ini karena harta?" sahut jurnalis lain yang semakin menambah panas suasana.
Semakin lama, kamar itu terasa pengap lantaran dipenuhi kerumunan manusia. Mereka terus melontarkan banyak pertanyaan. Mau bergerak saja, Yasmin kesusahan.
Mereka tidak membiarkanku lolos, rintihnya.
Yasmin berteriak, "Diam!"
Seketika itu mereka terhenyak.
"Aku sudah muak! Semua orang memanggilku Meika. Sudah kubilang berulangkali kalau aku bukan Meika! Wajah kami kebetulan sama. Aku tidak ada sangkut paut dengan wanita itu." Ia berkata demikian sembari melihat mereka dengan tatapan garang.
"Aku Yasmin Evlynzee. Jika kalian masih tak percaya, ayo, datangi saja kampusku. Kalian bisa cek riwayatku di sana! Akan kuberi alamatnya. Satu masalahku belum selesai, datang lagi masalah baru. Aku lelah. Tolong, kalian pergi dari sini," jelas Yasmin. Matanya kian memanas.
Para wartawan saling melempar pandang. Di dalam pikiran mereka tercetak asumsi masing-masing atas tindakan Yasmin. Sementara itu, juru kamera masih sibuk melihat hasil rekaman tadi.
"Tunggu apalagi? Keluar! Kalian sudah menggangguku. Cari Meika di tempat lain!"
"Untuk apa kami mencari di tempat lain? Kami mendapat informasi kalau Anda menginap di hotel ini."
Yasmin menghela. Harus dengan cara apa aku meyakinkan mereka?
"Berikan aku kertasmu dan pena. Akan kutunjukkan sesuatu pada kalian."
YOU ARE READING
Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif
RomanceYasmin Evlynzee merupakan seorang Fashion Designer yang terjebak dalam identitas orang lain. Seseorang telah memalsukan identitas aslinya. Yasmin menjadi incaran banyak orang sebab wajahnya persis seperti wajah Meika, istri dari CEO Arghantara Grou...