BAB 27

131 21 15
                                    

Liza mengerem tepat waktu. Ia segera mengecek kondisi luar.

Azkara menggendong Yasmin yang terbaring di jalanan. "Buka pintunya, Kak!"

"I-iya." Ia takut jika perempuan itu adalah Meika sungguhan.

"Gio, hubungi Dokter Ryan, suruh datang ke rumah!"

"Baik, Tuan Muda."

Liza pun menyetir. "Tidak usah bawa ke rumah sakit?"

"Pulang ke rumah saja. Biar Dokter Ryan yang akan kemari." Azkara mengecek nadi Yasmin. Gadis itu masih hidup.

Rupanya Raline tidak beranjak dari tempat.

"Ya ampun! Apa di rumah sebesar ini tidak ada pelayan atau pembantu? Tidak ada yang mempersilakan diriku masuk!" umpatnya.

"Rumah ini terlihat sepi. Mungkin media wartawan sempat memaksa masuk ke sini." Ia berjalan lalu duduk di kursi taman.

Oh, lihatlah! Betapa perhatiannya Tuan Muda ini.

Azkara segera membawa Yasmin masuk. Disusul oleh Liza.

"Hei! Apa-apaan ini. Tidak ada yang menawarkanku untuk masuk?"

Langkah Liza terhenti. "Oh, aku pikir urusanmu sudah selesai."

"Astaga! Setidaknya di rumah sebesar ini harus ada orang yang tahu adab. Aku jauh-jauh datang tapi tidak dijamu. Aku membawakan adikmu berlian berharga bahkan lebih berharga dari berlian lamanya yang berada di negara lain."

"Hei, diam! Hentikan ocehanmu itu." Liza melihat sekitar. Takut bila ada orang menguping. "Masuklah."

Azkara membawa Yasmin ke pembaringan. Ia genggam erat tangan itu, tak ingin pautan terlepas.

Dokter Ryan lekas mengecek kondisi Yasmin.

"Tidak ada luka serius pada istri Anda, Tuan Muda. Dia butuh istirahat lebih dan banyak minum air putih. Tubuhnya kekurangan cairan. Saya akan meresepkan obat untuk rutin diminum olehnya."

"Terima kasih, Dok."

Azkara mengecup lembut kening wanita cantik itu.

"Azkara, tamumu menunggu di bawa," kata Arland yang baru saja mengetuk pintu.

CEO itu enggan pergi. Ia masih ingin melihat wajah sang istri yang selama ini dicari.

"Baiklah." Azkara mengambil keputusan untuk menemui Raline.

***

"Saya sudah jelaskan semuanya ditelepon, Tuan Muda. Intinya saya mau, Anda harus selalu menjaga Nyonya Meika supaya dia tidak lagi mengambil identitas sahabat saya. Saya ingin Yasmin tenang di alam sana," tutur Raline sembari menunjukkan raut wajah kesedihan.

"Terima kasih karena Anda telah membawa istri saya. Saya minta maaf atas nama Meika." Azkara tahu betul bahwa Raline juga seorang pengusaha.

"Dalam perjalanan menuju ke sini, Anda menaiki mobil?"

"Ya, Tuan Muda. Perlu waktu 2 hingga 3 jam. Selama itu pula saya mengakali istri Anda agar tidak bisa kabur. Jika naik pesawat akan sangat ribet menurut saya."

Azkara mengangguk paham.

"Saya membawakan sesuatu untuk Anda. Saran saya, bukalah saat Anda sedang sendiri." Ia menyerahkan amplop berwarna coklat.

Raline berpamitan. Sebelum pergi, ia membisikkan sesuatu pada Liza. "Awasi, wanita itu."

Dia pikir dirinya siapa? Seenaknya memerintahku! Liza melipat tangan ke depan dada.

Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif Where stories live. Discover now