Posisi

7.1K 342 2
                                    

"Sekarang lo harus sadar siapa lo dan posisi lo di sini."

-Alano Putra Mahendra





***

"Mama!"

"Jangan tinggalin Alan!"

Ayla berhenti menuang air ke dalam gelas saat samar-samar telinganya mendengar suara Alan. Pelan-pelan dia berjalan menuju kamar Alan.

"Alan?" panggilnya pelan.

"Mama!"

"Alan butuh mama. Jangan tinggalin Al!"

Ayla membuka pintu kamar Alan. Perlahan dia mendekati ranjang tempat laki-laki itu tidur. Dipandanginya tubuh Alan yang tidak tenang. Dia gelisah dalam tidurnya. Keringat membanjiri hingga tubuhnya basah.

Ayla ragu, dia ingin membangunkan Alan. Tapi perempuan itu takut Alan akan mengamuk jika dia tahu Ayla diam-diam masuk ke dalam kamarnya.

Dengan ragu-ragu dia mengulurkan tangannya. Disentuhnya dahi Alan yang berkeringat. Tangannya terus mengelus dahi Alan.

"Allaahumma innii a'uudzubika min 'amalisy syaithaani wa sayyi- aatil ahlaami."

Perlahan tubuh Alan menenang. Dia tidak lagi segelisah tadi. Ayla bahkan dapat mendengar napas teratur Alan.

"Aku nggak tau kamu mimpi apa tentang ibu kamu, Lan. Semoga masalah yang kamu hadapi segera selesai."

Ayla beralih menaikkan selimut hingga sebatas dadanya. Sebelum benar-benar keluar dari kamar Alan, Ayla kembali mengelus dahi Alan lembut.

"Maaf, untuk semua yang terjadi."

Setelahnya dia keluar dari kamar Alan. Tanpa Ayla sadari ternyata Alan terbangun dan menyadari semua yang dilakukan Ayla.

Alan duduk, menatap pintu tempat Ayla keluar tadi. Suara helaan napasnya terdengar begitu berat.

"Kenapa harus lo?"

"Kenapa harus lo, Ayla?"



***


"Gio mau susu?"

"Mauuu... ."

Ayla mencium puncak kepala Gio lalu berjalan menuju kulkas. Kemarin supir keluarga Alan mengantarkan semua keperluan Gio selama dua hari di sini.

"Tunggu, ya, tante buatin," kata Ayla sambil mencari-cari letak botol dot milik Gio.

"Pagi, Gio," sapa Alan yang baru saja keluar dari kamar.

Dia duduk di sebelah Gio. Perhatiannya tertuju pada Ayla yang sibuk membuatkan susu Gio.

"Sabar, ya, tante buatin."

Melihat kesigapan Ayla, Alan sedikit terpukau. Karin saja yang notabenenya adalah ibunya Gio, tidak selugas Ayla saat mengurusi Gio. Bahkan tidak jarang Karin lebih memilih menyuruh bi Mina mengurusi keperluan Gio.

"Ini dia susunya."

Ayla menyerahkan botol dot itu pada Gio. Dia duduk di sebelah Gio sambil sesekali membersihkan sisa susu yang berceceran akibat ulah Gio.

"Lo kaya udah bisa banget ngurusin anak kecil. Emang lo pernah ngurusin anak kecil?"

Ayla menggeleng. "Nggak pernah."

"Terus, kok lo bisa banget ngurusin Gio?"

"Nggak tau, naluri aja mungkin."

Mereka sama-sama diam. Memperhatikan Gio yang sedang begitu asyiknya menikmati susu buatan Ayla.

Alan : Mendadak Jadi Suami (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang