Pemberian Alan

7K 360 0
                                    

"Orang akan cari yang cocok meski tau itu sulit untuk didapat. Daripada menyesal dikemudian hari."

-Ayla Nur Afifah

***

Alan sudah rapi dengan stelannya. Hoodie hitam dan celana jeans hitam.  Sambil terus bersiul Alan menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Lalu dia merapikan sedikit rambut coklatnya.

"Gila, cakep banget gue," katanya dengan PD di depan cermin.

Alan keluar dari kamarnya dengan menenteng sepatunya. Langkah Alan terhenti saat matanya tak sengaja melihat Ayla sedang duduk di sofa.

Alan yang merasa penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Ayla mendekat. Pasalnya, perempuan itu terdengar meringis sesekali.

"Woy, Udik! Ngapain lo?"

"Astaghfirullah, kamu ngagetin."

Mata Alan menyipit melihat apa yang sedang Ayla kerjakan. "Tangan lo kenapa?"

Alan duduk di sebelah perempuan yang tengah membersihkan luka di jarinya yang terluka. Daerahnya cukup banyak, membuat Alan juga ikut meringis.

"Tadi aku nyuci, terus nggak sengaja kena resleting celana jeans kamu."

Mata Alan kontan terbelalak. Dia langsung menarik tangan Ayla yang ada lukanya. Jari manis perempuan itu terluka. Dan lukanya cukup dalam.

"Aduh. Sakit, Lan."

"Sorry," katanya dengan wajah seperti menahan sakit. "Biar gue obati," kata Alan lagi.

Ayla menurut, membiarkan Alan yang mengobati lukanya. Luka itu lumayan dalam, membuat Ayla menutup matanya saat Alan meneteskan obat merah ke atasnya.

"Sakit, Lan."

"Tahan dikit. Sebentar, kok, sakitnya."

Alan meniup-niup jari manis Ayla yang terluka, matanya terus menatap cincin yang amat ia kenali. Cincin pernikahan mereka.

"Kenapa lo terus pake cincinnya?"

Ayla membuka matanya, kini dia juga melihat cincin yang dibahas oleh Alan.

"Aku hanya mengikuti ajaran nabi, kalau menikah orang harus tau, jadi nggak ada salah faham."

"Maksudnya?"

"Disunnahkan agar akad nikah dapat diumumkan kepada publik dan tidak dirahasiakan. Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Tirmidzi: “A’linuu hadza an-nikaaha waj’aluhu fil-masaajidi wadhribuhu alaihi bi ad-dhufufi,”. Yang artinya: “Umumkanlah pernikahan ini, jadikan tempatnya di dalam masjid dan pukulkan atasnya duff (rebana-rebana),”," jelas Ayla panjang lebar.

"Tujuannya supaya orang-orang nggak menuduh kita berzina."

"Dengan aku pake cincin ini orang akan tau kalau aku udah menikah."

"Nikah sama lo lama-lama gue hapal semua hadist."

Ayla tertawa pelan. "Aku harap kamu yang ajarin dan bimbing aku, Lan."

"Karena tugas laki-laki adalah mejadi imam bagi istrinya, juga keluarganya."

"Nah, udah," katanya sambil mengangkat jari Ayla.

"Makasih, Lan."

Alan tersenyum tipis, setelah itu dia memakai sepatunya. "Gue mau pergi, ketemu Kasih. Mungkin pulangnya agak malam."

Ayla menghentikan gerakan tangannya yang sedang membereskan kotak obat. Dia menatap Alan yang seolah tidak memiliki rasa bersalah setelah mengatakan tujuannya pergi.

Alan : Mendadak Jadi Suami (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang