Anak Kembar

10.9K 338 5
                                    

"Makasih karena udah jadi tempatku pulang, Ay."

-Alano Putra Mahendra







***

Alan masuk ke dalam rumah dengan wajah lelah. Dia mengendurkan dasinya sedikit lalu melepaskan sepatunya.

"Zayyn sama Zaima mana, ya?"

"Ini!"

Suara tawa dari dua bayi kebar yang dilahirkan Ayla delapan bulan lalu itu menguar mengisi seisi rumah. Seperti impian Ayla yang ingin memiliki bayi kembar. Kini dia mendapatkannya. Laki-laki dan perempuan.

Alan tersenyum melihat itu. Melihat betapa bahagianya Ayla bermain bersama anak-anak mereka. Rasa lelahnya seketika menguar bersama tawa mereka.

"Zayyn sama Zaima mana, ya? Kok, Buna nggak liat."

"Ini dia."

Alan berjalan mendekati mereka yang tengah asik bermain.

"Baba pulang!" seru Ayla yang menyadari kehadiran Alan di sana. Dia bangkit menghampiri Alan dan mencium punggung tangan suaminya. "Gimana hari ini?"

Kecupan ringan Alan berikan pada Ayla. "Capek."

Ayla mengambil jas serta tas kerja Alan dan membawanya ke kamar.

Zayyn dan Zaima merangkak mendekati Alan. Keduanya meminta digendong oleh ayah mereka.

"Mandi dulu, jangan langsung anak-anak," tegur Ayla.

Alan cemberut tapi dia langsung beranjak menuju kamar mereka. Ayla memang protektif pada anaknya. Dia tidak akan membiarkan Alan menggendong Zayyn dan Zaima ketika dari luar. Alan harus membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Alan yang sudah selesai mandi menghampiri Ayla yang sedang menggunting kuku Zayyn. Dia terlihat sangat serius.

"Sayang," panggilnya.

"Kenapa?"

"Zaima mana?"

"Itu," tunjuk Ayla pada bayi mungil yang tengah bermain di dalam box bayi. "Aku mau gunting kuku Zayyn, kalau ada Zaima nanti dia rusuh."

Alan menghampiri anak perempuannya. Melihat ayahnya Zaima langsung tersenyum lebar. Dia mengangkat tangannya minta digendong.

Alan langsung menggendongnya, dia menciumi seluruh wajah Zaima hingga membuat bayi itu tertawa kegelian.

"Lan siniin Zaima aku mau gunting kukunya." Ayla meletakkan Zayyn di atas karpet. Dia telah selesai.

Alan menyerahkan Zaima pada Ayla. Dia terus memperhatikan Ayla yang begitu telaten menggunting kuku bayi mungil itu.

"Pelan-pelan, Ay, kukunya kecil banget itu."

Ayla tertawa mendengar Alan yang khawatir. Laki-laki itu bahkan sesekali meringis saat Ayla menggunting kuku Zaima.

"Iya ini pelan."

"Nah udah," kata Ayla membuat Alan bernapas lega.

Alan mengambil Zaima dari pangkuan ibunya. Ayla bangkit dan merapikan semua mainan Zayyn dan Zaima.

"Mau makan apa?" tanyanya. "Biar aku masakin."

Alan tampak berpikir sebentar. "Ayam goreng aja, deh. Sama sambal kecap."

"Oke."

Alan terus bermain-main bersama anak-anaknya. Sementara Ayla menyiapkan makanan untuk mereka.

"Zayyn," panggilnya. "Sini deket baba."

Zayyn mendekat, Alan dengan jahil menarik kompeng anak itu. Alhasil Zayyn menangis.

Alan : Mendadak Jadi Suami (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang