Kemarahan Alan

8.6K 365 3
                                    

"Allah menguji kamu dengan ini semua karena Allah yakin kamu adalah orang yang kuat. Selalu ingat, setelah badai pelangi akan muncul sebagai hadiah atas kesabaran kamu."

-Ayla Nur Afifah





***

"Kak Alan aku suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacarku?"

Semua mata tertuju pada gadis berambut sebahu yang baru saja mengungkapkan perasaannya pada cowok terkenal di sekolahnya. Dengan tangan memegang balon berwarna pink bertuliskan 'I Love U' juga coklat berbentuk love dia tersenyum manis.

Alan, cowok itu tersenyum remeh pada gadis yang ia ketahui bernama Mega itu.

"Punya keberanian apa lo nembak gue di depan umum?" Alan bersuara. Membuat semua yang ada di lapangan mulai berbisik, membicarakan tentang Mega. Seketika senyum manisnya luntur.

"Lo pikir dengan gue bantuin lo, gue punya rasa ke elo?" Alan menunjuk wajah gadis itu. "Gue nolongin lo ya karena gue kasian ke lo, nggak lebih," sambung Alan lagi.

"Dan dengan PD-nya lo nembak gue di depan umum, punya muka lo?"

Seluruh murid yang turut menyaksikan kejadian itu tertawa. Mereka mentertawakan kebodohan Mega yang dengan berani mengungkapkan cintanya kepada Alan, si cowok bermulut pedas.

"Tapi, kak Alan bilang kemarin suka sama aku?"

Alan tertawa kencang diikuti teman-temannya. "Suka, bukan berarti cinta."

Mega menunduk, dia terlalu malu sekarang. Semua mata tertuju padanya. Harga dirinya telah dirobek oleh Alan.

Alan mengambil balon beserta coklat dari tangan Mega. Lalu dengan tidak berperasaan dia memecahkan balon berwarna pink itu, pecah seperti hati Mega yang telah Alan lukai. Lalu Alan membanting coklat itu ke tanah.

"Denger, Mega. Gue nggak akan sudi nerima lo buat jadi pacar gue."

"Ngaca lo!"

Alan melenggang pergi bersama teman-temannya. Dia bahkan tidak sedikit pun merasa bersalah atas perbuatannya melukai hati kecil Mega.

Setelah kejadian itu, Mega berubah menjadi gadis yang pendiam. Yang awalnya dia adalah gadis yang ceria kini berubah menjadi murung.

Seluruh sekolah mengolok-oloknya. Membuat Mega semakin tertekan. Prestasinya menurun drastis, membuat guru-guru kecewa padanya.

Mega telah hancur. Dia tidak lagi secerah dulu. Mega meredup. Layaknya dunia yang kehilangan cahayanya.

"Selamat tinggal dunia."

Mega memilih mengakhiri hidupnya. Dia memilih menyerah. Dia memilih untuk melepaskan hidupnya.

Mega ditemukan tidak bernyawa di dalam kamarnya. Sang kakak yang pertama kali menemukan adiknya sudah tidak lagi bernapas.

"MEGAAAAAA!"

Laki-laki itu terbangun dari mimpinya. Keringat dingin bercucuran di sekujur tubuh. Kedua tangannya mengepal.

Tangannya meraih pisau yang ada di atas nakas. Pandangannya tertuju pada foto di dinding yang ia beri tanda silang.

"Lo harus membayar semua perbuatan lo!"

Dia melempar sebilah pisau yang tepat mengenai wajah di foto itu.

Senyum puas terpancar di bibirnya. "Tunggu gue, Alan."




***


"Kenapa ayah manggil aku ke sini?"

Johan menatap putra bungsunya. Dia melepas kacamata yang sejak tadi bertengger di hidungnya.

Alan : Mendadak Jadi Suami (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang