"kalo kangen gue, liat aja bulan..."
Nara sadina pratista, anak pertama yang gak pernah nerima kalo dia punya adek. Gadis introvert yang gak pernah punya teman dan selalu ngurung diri di kamarnya.
Pikirnya hidup bakal gitu-gitu aja, tapi saat masuk...
Gue duduk berhadapan dengan kak Gelsa, gue menghargai setiap detik gue berada didekatnya. Karna ini gak akan bisa diulang. Kami berbicara tentang banyak hal, mulai dari mengingat momen-momen saat pertama kali kami kenal, juga menceritakan film favorit kami, dan banyak lagi. Saat makanan kami sudah habis, kak Gelsa mengajak untuk berkunjung ke taman yang dekat dengan tempat kami duduk.
Disana terdapat berbagai jenis permainan dan jajanan. Juga bazar aksesoris yang sepertinya kak Gelsa tertarik untuk kesana. "Nar, kita beli gelang couple yuk. Disana" ajaknya sambil menggandeng pergelangan tangan gue untuk ke tempat bazar gelang itu. Gue sangat senang atas ajakan itu, gue membiarkan kak Gelsa memilih gelang yang dia suka. Setelah membelinya, kak Gelsa juga mengajak gue untuk berfoto dengan gelang yang baru saja kami beli itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yaudah yok, pulang" ajaknya. Dan kami kembali ke parkiran untuk segera mengambil motor dan pulang. Gue mengantar kak Gelsa ke rumahnya dan tepat didepan pekarangan rumah kakak kelas gue itu, gue merogoh tas punggung gue untuk mengambil sesuatu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini kak buat kakak, happy birthday" ungkapan selamat itu gue lontarkan sembari mengulurkan sebuah paper bag berwarna coklat tua. Dengan menebar senyum simpul, gue menaruhnya ke tangan kak Gelsa. "Wahh ini buat kakak? Makasih banyak, Nar" serunya sangat bersemangat menerima kado kecil itu.
Gue membuat paper bag itu dengan tangan gue sendiri, ditengah malam saat Naila sudah tidur nyenyak di kasurnya. Gue mengisinya dengan sebuah kaos berwarna hitam beserta surat ucapan kecil dengan tulisan tangan gue sendiri. Gue berniat memberikannya saat bertemu disekolah, namun tidak menemukan waktu yang tepat.
"Kalo gitu... Kakak masuk duluan ya, hati-hati bawa motornya. Sekali lagi makasih banyak ya, Nara" kak Gelsa lalu masuk ke dalam rumahnya dan gue langsung menarik tuas gas untuk segera pulang. Di perjalanan, hari sudah mulai gelap, matahari sudah terbenam dan lampu-lampu disepanjang jalan sudah menyala.
