HALO HA ASSALAMUALAIKUM ADIBO🧚
⚠️baca teliti, jgn skip narasi.
Ini aku double up, nanti scroll lagi
🚂🚃🚃🚃
Hari semakin sore, matahari semakin merendah guna bulan akan menggantikan posisinya. Langit jingga ikut menghiasi, hawa dingin menusuk pori-pori. Namun, semua kode akan datangnya malam itu tak dihiraukan oleh Atapu, Lentara, dan Reanal. Bukannya pulang untuk mandi lalu beristirahat, tiga insan itu justru datang ke supermarket."Mau ini, ini, ini juga." Lentara terus mengambil banyak makanan ringan kemudian ia masukan ke dalam troli yang di dorong oleh Atapu. Lentara adalah manusia kadang-kadang. Kadang hemat dan kadang boros, sesuai mood saja.
Sementara Reanal masih diberi jarak cukup jauh dengan Lentara oleh Atapu. Reanal berada di rak sebelah tepat di belakang Atapu dengan membawa keranjang sendiri. Cowok itu masih setia memantau pergerakan Lentara juga Atapu. Dia harus memastikan Lentara makan banyak. Reanal memang cowok yang pengennya kenyang, jadi pacarnya pun harus kenyang, bukan?
Atapu yang melihat Lentara memasukan banyak makanan itu memutar bola mata malas. "Beli seperlunya." Atapu mengembalikan beberapa makanan ringan itu ke rak.
Lentara yang hendak memasukan makanan lagi itu sontak membulatkan mata. "Loh? Apa-apaan, eeq!" kesalnya, namun Atapu justru sibuk mengembalikan makanan yang sudah ia ambil.
"Hemat, lo nggak selamanya punya banyak duit," balas Atapu dingin kemudian mendorong trolinya ke rak lain.
Melihat Atapu beralih ke rak depan yang menutupi dirinya untuk mengawasi Lentara, Reanal berlari kecil ke arah Lentara.
"Cih, bocah monyet!" umpat Reanal menatap sinis ke arah di mana Atapu masih terlihat punggungnya.
Lentara menoleh ke arah Reanal, pun sebaliknya. "Kita kerja sama buat beli banyak?" tawar Lentara pada Reanal.
Reanal membalas dengan mengedipkan sebelah matanya kemudian mulai mengambil banyak makanan. "Tutupin gue dari bocah monyet itu," pinta Reanal di sela-sela sibuknya.
"Aman!" balas Lentara yang langsung membelakangi Reanal guna agar Atapu tak melihatnya.
"Ambil banyak asal kenyang," ujar Reanal.
"Pacar pinter," puji Lentara.
Namun, sekelibat kilat, Atapu memiringkan kepalanya mengawasi dua insan itu dengan tatapan intimidasi. Tapi Reanal serta Lentara sudah berubah posisi seperti orang yang tengah berjulid.
"Gue denger, ini bisa bikin orang terbang," ucap Lentara seraya melihat madu yang dipegang oleh Reanal. Mereka mengangguk kompak.
Reanal mengangkat pandangannya melihat Atapu. "Eh, Ta. Lo mau terbang juga?" tawar Reanal disertai senyum lebar bak bulan sabit.
"Rekomend banget, nih," imbuh Lentara seraya memposisikan tangannya di bawah madu botol itu. Senyumnya pun tak kalah lebar yang menampilkan deretan gigi rapinya.
"Wong edan!" sembur Atapu lalu kembali memilih barang.
Reanal dan Lentara menghela nafas lega.
"Udah jelas dia yang edan," sindir Reanal.
"Edan gitu tetangga gue. Asal lo tahu, komplek baru gue isinya manusia edan semua, dari kecil hingga dewasa," balas Lentara sekaligus bercerita.
🚂🚃🚃🚃
KAMU SEDANG MEMBACA
Atapu Senja (Terbit)
Teen FictionSudah terbit + part masih lengkap "Ada kesempatan untuk yang berusaha." -Atapu Lembiru. "Jika diremehkan, berarti ada peluang membuktikan." -Lentara Senja. Bagaimana perasaanmu jika selalu dikenal bodoh oleh warga sekolah hanya karena sering membolo...