ASSALAMUALAIKUM ADIBO😎🍓
berapa Minggu aku g up?
jd untuk menyambut kambeknya nona kecil bersayap peri ini harus di beri bintang dan komen mu di setiap paragraf😎
Kita keren-kerenan aja dulu: 😎
🚂🚃🚃🚃
Atapu terus mengikuti langkah Lentara ke manapun gadis itu pergi. Tanpa pembicaraan, tanpa tatapan. Mungkin untuk menit ini Atapu lebih memilih diam daripada ia harus mendapat tambahan bogem dari Lentara. Jika anak didik Lentara saja seberingas itu, apa kabar gurunya? Yang Atapu tahu, Lentara adalah ketua geng Saegana. Awal berfikir, Reanal ketuanya.
"Berhenti ngekorin gue," peringat Lentara tanpa menghentikan langkahnya.
"Gue bodyguard, jadi harus—"
"Terserah," serobot Lentara terdengar dingin.
"Lo bisa cool ternyata." Atapu terkekeh mengingat sifat biasa Lentara seperti reog membuatnya berfikir mustahil gadis itu menjaga image.
Tidak ada jawaban.
"Enggak boleh cuek kalau sama gue," ucap Atapu menirukan ucapan Lentara yang biasa gadis itu lontarkan padanya. Entah ke mana Lentara berjalan sekarang, yang Atapu sadari, mereka hanya mengelilingi sekolah. Hampir sepuluh menit.
Lentara diam dan terus berjalan meskipun tanpa tujuan. Ah, ralat. Tujuannya agar Atapu lelah mengikutinya. Bukan apa, ia hanya takut Atapu akan memarahinya lagi karena teman-temannya memukulinya tadi.
Atapu mempercepat laju jalannya kemudian berhenti di depan Lentara membuat sang empu ikut berhenti.
"Lo bonyok."
Atapu meringis mendengar perkataan Lentara yang terlalu jujur. Sungguh, ia tidak main-main perkara pukulan teman-teman Lentara tadi. Tidak sakit, hanya sangat sakit.
Lentara mengedarkan pandangannya saat merasa banyak pasang mata menyorot padanya. Ia lupa, sangat lupa jika tetangga jahanamnya itu adalah murid nakal idaman. Muka terdapat banyak luka lebam saja semakin membuatnya terkesan keren. Lentara tidak bohong.
Sejak kapan cowok fiksi jelek?
Kedua manik matanya berhenti pada tiga siswi yang tadi meledeknya habis-habisan. Lentara tidak ingin dendam, tapi melihat muka mereka membuatnya menghalalkan untuk ditonjok.
"Maaf, Tar," lontar Atapu.
"Gue dapet apa?"
Atapu mengernyitkan dahi. "Maksudnya?" tanya bingung.
"Biasanya cowo kalau bujuk pasti ada barang atau makanan." Lentara bersedekap dada juga alis yang naik turun.
"Dih! Lo pikir gue cowok apaan?"
"Terdeteksi Atapu Lembiru tidak boyfriendable." Lentara menatap remeh ke arah Atapu. Ia mulai tak menghiraukan semua mata yang mengarah padanya sejak tadi. Toh, mereka sendiri yang menjadikan Lentara dan Atapu sebagai tontonan.
Atapu terkekeh ringan mendengar penuturan Lentara. Sepertinya Reanal sangat suka memanjakan Lentara sebagai pacarnya dengan memberi barang-barang.
"Gue masih sekolah, belum bisa nyari duit sendiri. Uang saku aja masih minta ortu, pakek repot ngasih barang ke cewek. Bukan nggak mau, tapi gue aja belum bisa ngasih apa-apa ke orang yang selama ini merawat gue."
"Dahulukan orang tua baru perempuan mu." Atapu kembali terkekeh melihat raut wajah Lentara yang seolah mencoba mencerna setiap ucapannya barusan.
"Ta," panggil Lentara yang dibalas Atapu dengan menaikan sebelah alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atapu Senja (Terbit)
Teen FictionSudah terbit + part masih lengkap "Ada kesempatan untuk yang berusaha." -Atapu Lembiru. "Jika diremehkan, berarti ada peluang membuktikan." -Lentara Senja. Bagaimana perasaanmu jika selalu dikenal bodoh oleh warga sekolah hanya karena sering membolo...