HAI-HAI
Siapa julukanmu dari orang spesial?
Vomen, ya? Biar mama ku bangga 🥑
🚂🚃🚃🚃
"Uhuk! Keselek cilok," keluh Loka yang masih berada di atas pohon sembari tetap tertawa.
"Mampus!" sembur Viazel yang sudah duduk di dahan yang sama bersama Loka. Tadi, cewek itu memang sudah berhasil naik dan menampol kepala Loka. Dan Loka pun hanya pasrah karena tak ingin jatuh mengenaskan hanya karena menghindar dari Viazel.
Akhirnya penjual cilok tadi datang kembali dengan sisa cilok pesanan Atapu yang lain. Mereka yang belum mendapat bagian langsung berebut mengambil. Hanya Atapu yang tetap santai dan bermain rumput liar setelah menerima kembalian uang.
"Eh, buat dia mana?" Itu suara Lentara yang baru menyadari jika cilok-cilok itu hanya cukup untuk mereka. Garpu yang dipegang Lentara pun menunjuk ke arah Atapu.
"Buat kalian. Gue mau nabung," balas Atapu.
"Terus lo traktir sebelas piring ngga boros?" tanya Lareka yang sudah duduk manis di samping Bama. Cowok yang sejak tadi sibuk mencuri satu persatu cilok milik adik angkatnya-Tedi.
"Masih ada sisa, makanya gue tabung," balas Atapu. "Udah makan aja, ribet banget." Atapu mulai beranjak.
"Lo mau kemana?" tanya Lentara membuat Atapu berhenti. "Duduk," titah Lentara seraya menarik baju putih Atapu yang cowok itu keluarkan.
"Gue mau ke kelas." Atapu yang sudah terduduk itu hendak berdiri lagi namun di cegah oleh Lentara dengan menarik baju cowok itu. Kali ini secara brutal yang hampir membuat Atapu terjungkal ke belakang.
Melihat wajah Atapu yang kesal akibat ulahnya itu, Lentara segera pindah ke depan Atapu. Sebelumnya dia sudah mengusir Kendrick yang tadinya duduk di sana.
"Kita bagi dua cilok ini," ucap Lentara. Cewek itu meletakan piring ciloknya di tengah-tengah dirinya dan Atapu.
"Ogah!" tolak Atapu.
"Duduk diem atau gue tusuk," ancam Lentara dengan garpu yang di arahkan pada Atapu.
"Lo ngga bakal tega," balas Atapu meremehkan.
"Oh, oke." Lentara mengayunkan garpu itu seolah akan menusuk orang.
"WOI!" Atapu dengan cepat mengelak. "Gila, lo!" Satu detik saja Atapu tadi telat mengelak, mungkin garpu itu bukannya menancap pada tanah, malah menancap di pahanya.
Tujuh teman Atapu tadi berkedip dua kali juga menelan saliva saat melihat ulah gila Lentara tadi. Tapi tak berpengaruh untuk tiga teman Lentara. Karena itu bukan hal baru yang mereka lihat dari Lentara.
Lentara menarik garpu yang menancap pada tanah tadi lalu mencucinya dengan air mineral yang ia beli tadi. "Duduk atau mati?" tanya Lentara sekali lagi.
"D-duduk," jawab Atapu terbata lalu menatap teman-temannya.
"Nekat banget gila," bisik Detova pada sagar. Nekat yang dimaksud Detova adalah ulah Lentara yang bisa melakukan apa saja tanpa perasaan. Nekat membunuh.
"Bagus," ucap Lentara. Cewek itu sekarang sibuk menghitung isi cilok itu lalu membaginya sama rata. Cara pembagiannya pun tetap di piring dengan memberi jarak antara cilok bagian Lentara dan cilok bagian Atapu.
"Lo ngapain?" tanya Atapu yang bingung dengan sikap Lentara. Tatapan cewek itu terlihat sangat fokus pada piring itu.
"Gue ngga pinter matematika, jadi harus fokus. Takut harus mulai ngitung lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atapu Senja (Terbit)
Teen FictionSudah terbit + part masih lengkap "Ada kesempatan untuk yang berusaha." -Atapu Lembiru. "Jika diremehkan, berarti ada peluang membuktikan." -Lentara Senja. Bagaimana perasaanmu jika selalu dikenal bodoh oleh warga sekolah hanya karena sering membolo...