"Istrimu menjadi pusat perhatian," Revan berbisik sambil memandang jauh kearah dimana Dinda berdiri.
Gaun merah yang dikenakan Dinda mencuri perhatian semua orang.
"Aku sudah mengatakan padanya untuk tidak memakai gaun itu. Tapi dia tetap saja keras kepala."
"Wah wah wah. Bagus juga saat malam hari, tapi ini siang hari, Kaf. Istrimu luar biasa." Revan meneguk minumannya kemudian melihat sekeliling. "Ngomong-ngomong, kita bisa berkumpul disini."
"Kita?" Kafa menoleh, menaikan alisnya menatap Revan. "Mereka hadir?"
"Ya." Revan mengangkat gelasnya menujuk kearah sisi kirinya. Kafa mengikuti gerakan gelas Revan dan menemukan tiga temannya melangkah melangkah bersama mendekati mereka. "Mereka datang karena aku bilang kau akan datang bersama istrimu."
"Astaga...." Kafa menghela napas lalu teringat sesuatu, dia menarik lengan kanan Revan. "Darimana kau tahu aku sudah menikah?"
Revan ganti menaikan sebelah alisnya lalu tersenyum. "Beno memberitahuku. Mereka sengaja datang untuk menghajarmu." Tepat setelah Revan mengatakan itu, ketiga teman mereka sudah dekat.
Salah satu dari mereka berlari kencang dan memeluk leher Kafa. Kafa sontak memejam menaha nyeri di kedua bahunya. Teman-temannya tidak boleh tahu.
Tentang teman Kafa. Lebih tepatnya mereka bertemu saat berada di titik terendah dalam kehidupan mereka. Kafa menemukan teman yang sama-sama berjuang. Dari titik nol, mereka berlima bersahabat sudah hampir 10 tahun. Jatuh bangun bersama dan yang terpenting, mereka memiliki kesamaan.
Sama-sama menyukai otomotif.
"Kau menikah tidak memberitahu kami, ha!"
***
Raut Dinda berubah cemas saat seseorang tiba-tiba berlari menuju Kafa seperti siap menerkam suaminya, terlebih bagaimana lelaki itu memeluk leher Kafa. Tubuh Dinda seketika itu langsung bergidik ngeri.
Dinda bahkan bisa melihat bagaimana Kafa memejamkan mata, Dinda harus mendekat. Tepat saat itu, tangan kirinya ditahan oleh seorang perempuan.
"Kau mau kemana? Biarkan para suami kita bernostalgia."
Kening Dinda berkerut dalam. Dia menilai perempuan disampingnya. "Kau siapa?"
"Aku? Chelsea," ucap perempuan itu seraya mengulurkan tangan. "Istri Kevin. Lelaki yang merangkul leher Kafa."
"Dinda," ucapnya menjabat tangan lalu dua perempuan muncul di sisi kanan dan kirinya. "Kalian siapa?" Tanya Dinda hati-hati.
Chelsea memperkenalkan dua perempuan itu, ada Kirana serta Violet. Mereka istri dari kedua lelaki yang kini sedang mengobrol dengan Kafa. Sedangkan mempelai perempuan sedang berbincang dengan tamu lain.
"Bagaimana kalian tahu aku istri Kafa?" sebelah alis Dinda terangkat sebelah menatap bergantian ketiga perempuan dihadapannya.
"Tentu saja dari suami-suami kami. Kevin marah saat tahu Kafa sudah menikah." Chelsea menjelaskan dengan wajah kesal.
Dinda tertawa kikuk.
Matilah mereka.
***
Kafa menatap seberang meja, dia meringis melihat bagaimana Dinda digoda oleh ketiga temannya. Kafa sulit memahami, bagaimana para istri mereka bisa tahap dengan sikap suaminya yang kini sedang menggoda istri orang.
Dia tahu Dinda terlihat tidak nyaman. Terlebih karena gaun perempuan itu yang tidak cocok dipakai di siang hari seperti ini. Kesal, Kafa berdiri seraya melepaskan jasnya, melangkah mendekati Dinda dan menyampirkannya di pundak istrinya—mencuri perhatian ketiga temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Marriage [Season 1]
RomanceUpdate setiap hari sabtu ^.^ *** Baca di Karyakarsa lebih dulu https://karyakarsa.com/adhwaaeesha/series/fake-marriage-27633 *** Terjebak dalam pernikahan palsu.... Adinda bertekad untuk membantu Bima-lelaki yg dia cintai, mendapatkan kembali hakny...