"EMANG siapa sih tamunya? Perasaan tadi gue denger Pak Satpam bilangnya temen si Lingga. Masa iya tamu penting direktur bilangnya temen Lingga," celetukan itu berasal dari Azahra yang merasa janggal dengan informasi yang mereka terima setelah kepergian Rafandra, sekretarisnya, dan Shinta ke lantai atas.
"Iya sih. Kek aneh banget," sahut Alif membenarkan.
Tari menyipitkan matanya dengan curiga. "Eh jangan-jangan..." ucapnya menggantung. Semua orang di ruangan itu kontan menoleh ke arahnya menunggu lanjutan perkataan gadis itu.
"Jangan-jangan apa?" tanya Tarsidi tidak sabar.
"Jangan-jangan Lingga dapat tender gede dan gak bilang-bilang sama kita," katanya dengan nada muram. Semua orang yang mendengar itu mendesah malas.
"Aku pikir apaan," decak Icha.
"Tapi entah kenapa aku ngerasa aneh antara Pak Rafandra sama Mbak Lingga," kata Rosa—si anak baru—yang langsung membuat orang-orang kembali bereaksi.
"Aneh gimana?" tanya Dessy yang posisi duduknya lumayan dekat dengan Rosa.
Rosa tersenyum tipis, raut wajahnya terlihat ragu. "Ini cuma pendapat aku sih, aku ngerasa sikap Pak Rafandra agak beda sama Kak Lingga. Setiap dia dateng, pasti orang pertama yang dia liat selalu Kak Lingga. Awalnya aku mikir karena meja kami paling depan jadi Pak Rafandra liat ke arah kami lebih dulu, tapi setelah aku perhatiin tiap hari, kayaknya dia emang bener selalu liat Kak Lingga lebih dulu. Terus Pak Rafandra itu kayaknya selalu naro perhatian sama Kak Lingga, kayak dispesialin gitu," jelasnya panjang lebar.
Hal yang sering tidak disadari seseorang adalah selalu fokus pada dirinya sendiri dan apa yang dirinya lihat. Mereka menilai perilaku orang lain serta mengambil penilaian sendiri. Tapi bagaimana dengan manusia yang lainnya? Mereka juga melakukan hal yang sama, memerhatikan seseorang dan juga mengambil penilaian sendiri. Lalu penilaian itu akan menjadi spekulasi. Inilah yang ditakuti Dessy sejak awal mengetahui kalau Rafandra menyukai Lingga. Karena pasti ada saja orang yang diam-diam peka.
Icha mengusap dagunya, Tari mengerjap-ngerjapkan mata, dan Tari sudah berpikiran ke mana-mana.
"Terus menurut kamu tatapan mata Pak Rafandra itu menyiratkan apa?" tanya Azahra mulai berdebar-debar.
"Apa jangan-jangan Kak Lingga itu sodara Pak Rafandra?" cetus Rosa yang seketika membuat semua orang berseru kesal.
"Anjir gue kira apa," gumam Azahra mengusap dadanya sendiri lega.
Dessy juga diam-diam menghela napas lega karena anggapan bahwa Rosa sepintar itu membaca tatapan mata seseorang ternyata salah besar.
"Ey, gak mungkin itu!" Dessy mengibaskan sebelah tangannya santai. Menolak keras fakta itu.
"Kenapa gak mungkin?" tanya Rosa bingung.
Dessy berdeham pelan, otaknya berputar mencari susunan kalimat yang bisa mematahkan spekulasi itu.
"Lingga miskin, kan. Sedangkan lo liat Pak Rafandra? Mukanya kek orang kaya yang gak mungkin pake pay later macem Lingga," sahut Dessy yang dibalas anggukan teman-temannya yang lain.
"Lagian Lingga benci Pak Rafandra, masa sodara saling benci kek gitu. Gak mungkin, gak mungkin," tambah Azahra menggelengkan kepalanya.
"Iya nih, apa sih jauh banget tatap menatap jadi sodara. Biasanya kalau sering natap kayak gitu artinya Pak Rafandra suka sama Mbak Lingga," kata Icha tanpa disortir lebih dulu. Celetukan itu menimbulkan keheningan total. Kini Icha menjadi sorotan semua mata memandang.
Icha menggaruk tengkuk belakangnya dengan ekspresi wajah bingung. Lho kenapa pada melihat ke arahnya dengan seperti itu?
"Gak mungkin itu!" pekikan itu berasal dari Dessy yang memecah keheningan ruangan tersebut. "Pertama, Pak Rafandra gak mungkin pacaran sama cewek yang bikin dia digosipin gay satu Indonesia. Kedua, tipe Lingga bukan orang kek Pak Rafandra. Dia suka fuck boy, soalnya si Lingga tipikal cewek yang suka disakiti. Udah deh jangan mikir macem-macem, gak bener itu," katanya lagi. Lihat lah Lingga, betapa baiknya temanmu yang cantik ini. Gadis itu berhutang pizza limo untuk Dessy, ia akan menagihnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Romance (END)
General FictionLingga Paramitha dikenal sebagai biang gosip paling top di bagian divisi pemasaran. Semua gosip dari golongan A sampai golongan Z, ia tahu sepenuhnya. Meskipun begitu, ia sangat menyukai kehidupannya. Kalau bisa dibilang, ia memang suka mendengar ki...