Bab 17 - Because I Know Him

35.2K 3.3K 154
                                    

SEPERTI pertemuan musim semi yang Rafandra harapkan. Dimana ia bertemu seseorang yang membuat dirinya merasa tertarik, dan ingin masuk ke dalam kisahnya. Kau tahu perasaan semacam itu, bukan? Ketika wajah orang terlihat spesial di pandangan matamu, lalu hatimu berdebar dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Begitulah pertemuan pertamanya dengan Lingga yang telah memberikan kesan kuat hingga sulit ia abaikan. 

Dari jendela dalam kelas, Rafandra ingat ia tersenyum kecil begitu tak sengaja melihat seorang gadis yang masih menggunakan seragam SMP berjalan menuju barisan di lapangan sekolah. Gadis itu dan beberapa calon siswa tampak sedang menunggu pembagian kelas yang akan dipadu oleh ketua OSIS bernama Reza Sandy.

"Ada cewek yang cakep gak, Fan?"

Rafandra tersentak kaget saat temannya Anggi Subagyo menyentuh bahu laki-laki itu. "Gak tau," gumamnya acuh tak acuh.

Anggi lalu berjinjit untuk melihat kandidat-kandidat calon siswi perempuan yang memiliki wajahnya cantik. Kalau ada target yang cocok, ia akan langsung mendekatinya nanti.

"Cewek yang rambut panjang lumayan tuh."

Rafandra langsung gelisah, ia mengikuti arah pandang Anggi yang kini tengah melihat perempuan yang sejak tadi Rafandra pandangi.

"Biasa aja juga," sahut Rafandra berbohong agar Anggi secara tidak sadar mensugestikan ucapan Rafandra, dan tidak terjadi tertarik dengan perempuan itu.

"Nggak ah, beneran cakep. Kelas berapa dia ya?" tanya Anggi lebih kepada diri sendiri. Ia sama sekali tidak menyadari kalau tampang Rafandra sudah kusut di sampingnya.

"Lingga Paramitha, kelas 10-3!" teriakan dari Reza membangkitkan getaran hebat di dada Rafandra. Gadis bernama Lingga itu pun keluar dari barisan dan berjalan menuju kelas yang ditunjuk oleh Reza.

"Asik! Dia di kelas gue," seru Anggi gembira. "Emang jodoh kagak kemana," lanjut Anggi sumringah.

Rafandra mendesis sebal, sayang sekali ia membimbing kelas 10-4. Bahaya juga kalau Lingga berada di kelas yang dibimbing Anggi. Masalahnya Anggi itu wajahnya lumayan manis, ia juga pandai mendekati perempuan, tidak seperti Rafandra. Bagaimana kalau Lingga itu sampai menyukai Anggi? Wah, itu bukan gagasan yang menyenangkan. Rafandra harus mencari cara agar tidak ditikung Anggi.

Pandangan Rafandra teralih para perempuan berambut pendek sebahu yang baru saja datang ke dalam kelas, napasnya terengah-engah karena ia membawa banyak sekali barang untuk keperluan MOS yang akan dilaksanakan rabu minggu depan.

Rafandra berjalan mendekati Indira Laura dan bertanya, "Ra, lo ketua pembimbing di kelas 10-3 ya?"

"Ho-oh. Kenapa Fan?" tanya Indira penasaran.

Rafandra terdiam sejenak, namun tak lama ia menyunggingkan seulas manis miliknya yang mampu membuat Indira terpana di tempat.

"Gantian sama gue, mau ya? Elo kan suka banget ke kantin, nah kelas gue lebih deket sama kantin. Gimana?" tanya Rafandra dengan menautkan sebelah alisnya meminta tanggapan.

Indira yang sudah terlanjur terpana dengan senyuman Rafandra sontak menganggukan kepala cepat-cepat. Menyetujui tanpa pikir panjang.

"Thankyou ya, Ra. Lo baik banget," kata Rafandra sembari menepuk pelan bahu Indira dengan ramah.

"Sama-sama," lirih Indira yang jauh lebih terdengar seperti cicitan.

Sejak awal Lingga sudah menjadi alasan bagi Rafandra untuk melewati segala halangan agar bisa mengenal gadis itu. Rafandra sebenarnya ingin memastikan apakah perasaannya saat ini memang nyata, atau sekadar ketertarikan ketika seorang lelaki bertemu dengan perempuan yang cantik. Namun anehnya, laki-laki itu tidak bisa berhenti menahan diri untuk mengabaikan gadis itu di depan matanya.

Spring Romance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang