DULU Lingga sangat terobsesi dengan musim semi. Berawal dari melihat pemandangan bunga sakura di walpaper komputer warnet, ia mulai penasaran untuk melihatnya secara langsung. Keindahan yang ia lihat dari layar monitor telah membuatnya jatuh cinta.
Nama: Lingga Paramitha
Hobi: Mendengarkan musik
Cita-cita: Jalan-jalan ke Jepang buat liat bunga sakura
"Unik banget," gumam Rafandra Alexander saat membaca name tag yang dikenakan Lingga saat mereka sedang berbaris di lapangan.
Lingga menautkan sebelah alisnya. "Maksudnya, Kak?" tanyanya tidak paham.
"Cita-cita kamu," kata Rafandra seraya menunjuk name tag yang dikenakan Lingga. "Unik," tambahnya.
"Makasih, Kak," jawab Lingga seperlunya. Ia bingung harus menjawab apa, toh sepertinya laki-laki itu sepertinya tengah memuji cita-citanya.
"Sekarang si Jepang seharusnya sih lagi musim semi, bunga sakura pasti bermekaran," ucap Rafandra.
"Iya, sekarang di Jepang emang lagi musim semi. Pasti indah banget," gumam Lingga dengan tersenyum kecil.
"Aku ikut berdoa semoga cita-cita kamu terlaksana ya, Li," kata Rafandra menyemangati.
Orang-orang yang mendengar bahwa cita-cita Lingga ingin melihat bunga sakura di Jepang selalu menertawakannya, mereka mengatakan kalau cita-citanya tidak jelas. Tapi hari itu ucapan Rafandra membuat hatinya merasa teduh, dan merasa keinginannya tidak seburuk yang dilihat orang lain.
Dan ucapan pria itu hari ini masih memberikan sensasi hangat yang sama, seperti yang dirasakan Lingga dahulu. Siapa yang tidak akan tersentuh saat sesuatu yang paling kau diinginkan ditanggapi dengan positif oleh seseorang yang mendengarnya.
Astaga, lagi-lagi harus mengakui kalau Rafandra adalah pria yang baik. Sungguh menyebalkan.
***
Anak baru calon pengganti Lingga sangat pandai dalam bekerja. Lingga mau tak mau harus mengakui itu begitu melihat kinerja Rosa yang sangat bagus. Ia bisa menggunakan mesin fotokopi tanpa meminta bantuan, ia menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan Lingga dengan baik dan tepat, yang lebih mengejutkan, ia sangat fasih berbicara di depan kamera. Suaranya jernih, wajahnya cantik, dan senyumnya yang memesona itu sudah pasti mampu membuat orang lain ikut berdebar.
Bukan itu saja, saat pertama kali ikut rapat bersama satu divisi, ia memberikan opini sesuai sudut pandangnya dengan percaya diri. Tidak ada satu pun tingkah 'fresh graduate' dari caranya bekerja.
"Apa sih tuh anak baru caper banget," komentar Icha pada Lingga yang kini juga sedang memerhatikan calon penggantinya. Perempuan itu tampak sedang mengobrol asyik bersama Alif, dan dua karyawan laki-laki yang lain. Walaupun gadis muda itu tidak terlihat seperti pick me girl, namun ia memang memiliki kepribadian yang cenderung ramah dan menyenangkan. Banyak orang-orang di kantor yang langsung menyukai sifatnya itu, sehingga hanya dalam beberapa hari bekerja di sini, ia sudah akrab dengan semua orang di divisi pemasaran.
"Iya, caper," sahut Lingga mengiyakan.
"Alah, bilang aja lo berdua pada kesel," sahut Dessy yang tiba-tiba saja sudah berdiri di antara dua perempuan yang masih memandang anak baru dengan tatapan sebal.
"Yang satu kesel karena kerjaannya bakal diambil alih, yang satu kesel karena cemburu," ujarnya tetap sasaran.
"Apaan sih, Mbak! Mana ada aku cemburu," gerutu Icha tidak mau mengaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Romance (END)
Fiksi UmumLingga Paramitha dikenal sebagai biang gosip paling top di bagian divisi pemasaran. Semua gosip dari golongan A sampai golongan Z, ia tahu sepenuhnya. Meskipun begitu, ia sangat menyukai kehidupannya. Kalau bisa dibilang, ia memang suka mendengar ki...