04. Tiba

69 7 0
                                    

Di mobil Satya, semua orang tertidur kecuali dirinya yang harus fokus menyetir. Lain halnya dengan mobil Javier, mereka tak ada hentinya menertawakan banyak lelucon aneh yang terlontar dari mulut Sakala. Sakala memang agak lain, tetapi berkatnya perjalanan menuju tempat liburan begitu menyenangkan.

BRAK!

Suara pintu mobil yang di tutup keras oleh pemiliknya. Kini kesebelasan dari mereka telah tiba di tempat tujuan. Sorot mata semua orang tertuju pada sebuah villa besar di ujung sana. Sayang sekali, mereka harus berjalan kaki terlebih dahulu karna mobil tidak bisa masuk.

"Disini senang disana senang dimana mana hatiku senang~" Bak seorang anak kecil, Edwin bernyanyi riang gembira selama perjalanan menuju villa.

Cakra seorang diri yang berjalan lambat di belakang mereka, melihat kesana kesini seperti sedang memantau sesuatu.

"Eh anjir itu danau ya? Bagus banget." Nala terpukau oleh keindahan danau.

"Selfi du gak sih." Ajak Nala.

"Gak, langsung jalan!" Bantah Cakra dengan tegas. Semua mata pun tertuju padanya.

"G-gue capek, buruan jalan. Foto-foto bisa nantian."

"Bener sih, gue juga capek. Pengen rebahin badan." -Javier.

Akhirnya kesebelasan pemuda itu melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti karna keindahan danau.

"Sampe." Ucap Satya.

"Oh pantesan di sebut villa kayu, villanya dari kayu." -Joel.

"Hadahhh." -Edwin.

"Lo dapet dari mana sih ini, Win?" Tanya Harry.

"Gatau, searching aja gue."

"Hadeuh, yaudah lah masuk." Ajak Kenny.

"Tunggu!" -Cakra.

"Apa lagi, Cak?" Jawab Edwin.

"Permisi dulu."

Cakra membuka pintu dengan hati-hati seraya mengucapkan salam.

"Assalamualaikum."

Semuanya mengucapkan salam saat Cakra memulainya, Edwin dan Kenny juga, tetapi mereka mengucapkan salam menurut agamanya sendiri.

"Shalom." -Edwin pun Kenny.

Edwin berlari-lari melihat seisi ruangan villa tersebut, sungguh besar.

NIGHTMARES || THE BOYZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang