Keempat pemuda tersebut tiba di rumah kakek. Sakala yang paling tertekan, setibanya disana ia menangis kencang. Sakala berpikir dirinya lah yang menyebabkan kedua temannya meninggal. Pertama Harry dan kedua Satya yang telah menyelamatkannya.
"Ada berapa dari kalian?" Tanya kakek.
"Sebelas dan sisa kami berempat." Jawab Cakra.
Kakek itu pun mengangguk.
"Jadi tujuan kalian datang kesini untuk apa?"
"Berlibur, kek." -Kenny.
"Nak Cakra apakah sudah mengetahui apa yang harus nak Cakra dan teman-teman selesaikan?"
Cakra menggelengkan kepalanya.
"Ada satu cara agar kalian selamat. Kalian semua harus membuka mata batin kalian karena saya tidak tahu siapa yang ada ikatan dengan yang telah membawa kalian kemari. Setelah itu kalian bisa menyelamatkan dia dan pergi dari tempat ini."
"Kakek kenapa tidak bilang dari awal? Jika kakek bilang dari awal, mungkin kami semua bisa selamat dan mimpi buruk itu-" Amarah Cakra memuncak.
"Mimpi buruk itu gangguan dari jin jahat yang merasa terusik karna ini tempat mereka."
"Aarghhh."
"Cak, tenangin dulu diri lo." -Kenny.
"Kakek tolong buka mata batin kita sekarang."
Semua mata tertuju kepada Sakala, entah mendapat keberanian dari mana ia. Sakala si penakut ternyata ia bisa melawan rasa takutnya itu.
Kakek pun menyuruh keempat pemuda tersebut memejamkan kedua matamya masing-masing. Satu persatu dari mereka di buka mata batinnya oleh beliau.
"Jangan buka mata kalian, tunggu sampai sebuah bayangan hadir."
"Jika tidak ada bayangan, bisa buka mata."
Pertama, Sakala membuka kedua matanya karena tidak ada sesuatu yang datang kepadanya. Lalu disusul oleh Cakra dan juga Joel.
Kenny mengernyitkan dahinya, hatinya sangat terasa sakit. Air matanya menetes begitu saja.
"Untuk melihatnya, kalian semua saling berpegangan pada nak Kenny."
Dimulai dari Cakra, Joel lalu disusul Sakala. Semua berpegangan pada Kenny dan memejamkan kedua matanya masing-masing. Ada sesuatu dan ada seseorang yang mereka kenal dalam bayangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARES || THE BOYZ
Horror[Completed] Liburan semester tiba, kesebelas pemuda pergi berlibur bersama. Namun, siapa sangka liburan tersebut membawa petaka. Sebuah mimpi buruk menjadi kenyataan.