Cakra kembali ke villa dengan rasa penasaran atas ucapan kakek tadi. Di rebahkannya tubuhnya di atas sofa, ia pejamkan kedua matanya.
"Tolong!"
"Tolong saya."
Setelah bisikan tempo hari, ia kini mendengar suara seorang perempuan yang sedang meminta tolong. Cakra mengetahuinya, tentu saja bukan manusia.
Isi kepalanya bertambah berisik karna suara tersebut.
"Oy."
"Gue perlu ngomong sesuatu."
"Apa?"
"Jadi gue masih pundung."
"Pundung apa maksud lo, Joel?"
"Iya, sama Satya."
"Astagfirullah lo tuh, kenapa? Lego?"
"Ya iya, kalo lo jadi gue. Lo juga pasti marah karna di bohongin."
"Kalo gue jadi lo, gue bakal minta Satya buat beliin rumah segede hotel beserta isinya. Ngapain lo minta lego."
"Iya juga sih ya, kok gak kepikiran. Ah coba gue mau ulang permintaan gue. Thanks, Cak!"
"SATYA, GUE MAU MINTA RUMAH!" Joel berlari mendatangi Satya yang sedang mencari sinyal di depan villa.
"Ckck, Joel Joel." Cakra menggeleng heran.
Haidar duduk di samping Cakra kini.
"Abis dari mana lo, Cak?"
"Gue abis ketemu orang."
"Hah? Maksud lo? Ada orang lain selain kita disini?"
"Ada, dia udah dari lahir disini."
"Bagus dong? Kita bisa minta bantuan sama orang itu."
"Gak segampang itu buat kita keluar dari sini, dar. Kakek itu bilang kita harus selesein dulu sesuatu disini."
"Cak, kita selesein sesuatu itu apa, hah? Kita aja gak tau harus selesein apa, yang ada malah nyawa kita terancam."
"Dar, sekeras apapun kita berusaha untuk keluar dari sini kalau kita belum selesein sesuatu ya kita tetep akan terjebak."
"YA APA SESUATU ITU?!" Marah Sakala yang tiba-tiba sudah berada di hadapan mereka berdua.
"Lo berdua bisa diem dulu aja gak sih? Pusing gue! Gue juga gak tau itu apa, tapi perlahan pasti kita nemuin jawabannya."
Dengan nada tinggi Cakra berdiri dan pergi meninggalkan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARES || THE BOYZ
Horror[Completed] Liburan semester tiba, kesebelas pemuda pergi berlibur bersama. Namun, siapa sangka liburan tersebut membawa petaka. Sebuah mimpi buruk menjadi kenyataan.