08. Api Unggun

55 6 5
                                    

"Yaudah gue aja." Yuda menawarkan diri.

"Gue ikut Yuda." Cakra.

Karna sepertinya cuaca malam nanti akan terasa dingin, Yuda dan Cakra menawarkan dirinya untuk mencari kayu bakar di sekitar hutan dekat villa sambil berjalan menghirup udara segar.

Yuda mengambil ranting-ranting pohon di sebelah kanan dekat danau. Di sebelah kiri dengan pohon besar, Cakra pun mengambil beberapa ranting dan kayu yang berserakan.

"Jadi ini danau yang waktu itu. Diliat dari deket lebih bagus ternyata." Gumam Yuda.

"Boleh kali ya gue duduk dulu di tepinya."

Ia pun duduk di tepi danau dengan kaki yang dimasukkan ke dalam air tersebut. Namun tiba-tiba, merasa ada sesuatu yang aneh. Yuda mengucek kedua matanya.

"Apa itu?"

"Yuda, ayo balik. Gue udah dapet banyak."

"I-iya, Cak."

Yuda memakai kembali sandalnya dan berjalan cepat menyusul Cakra yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju villa.

"Kenapa ngos-ngosan?"

"Kayanya gue liat sesuatu, ah tapi yaudah lah halu kali gue."

Cakra menoleh ke belakang dengan tatapan aneh.

Benar saja, sesuai perkiraan. Malam ini cuaca sangatlah tidak bersahabat. Dingin sekali. Kayu bakar tersebut sangatlah berguna, mereka menyalakan api unggun dan berkumpul bersama duduk mengelilinginya.

"Lo inget gak sih pertama kali kita kenal." Tiba-tiba saja Edwin mengenang masa lalu. Masa dimana mereka saling mengenal untuk pertama kalinya.

"Waktu itu gue kira Nala nih orangnya judes anjir. Tapi ternyata setelah kenal beneran judes." -Harry.

"Anjir lo." Umpat Nala.

Semua orang tertawa, setuju dengan apa yang di katakan Harry. Nala memang sangat judes jika kepada orang yang tidak ia kenal, tetapi jika sudah mengenalnya Nala tidaklah sejudes itu.

"Nala judes tapi kalo udah kenal, dia asik orangnya." Cletuk Satya.

Nala mengangguk senang.

"Javier sokab sama kating, dia malah ikut main gitaran. Kocak banget komuk kating waktu itu hahaha." Tawa Sakala.

"Katingnya dalem hati mungkin bilang ini anak sksd banget." Timbal Haidar.

"Tapi keren sih, salut gue." -Edwin.

"Si Yuda anjir kocak banget. Dia nembak kating di depan banyak orang tapi tetep aja di tolak." Ledek Kenny.

"Kagak usah diungkit." Malu Yuda.

"Hahahahaha, tapi dari situ kita nih jadi deket kaya gini karna kerandoman kita gak sih. Kita bersebelas di hukum karna ngetawain kating yang salah ngomong bahasa inggris waktu itu." -Nala

"Bener banget. Gue yang malu kalo inget itu." -Cakra.

"Hahahaha." Tawa Joel di akhir yang mendapat tatapan dari semua orang.

Di rasa sudah semakin larut, kesebelas dari mereka masuk ke dalam untuk beristirahat.

Tubuh Cakra mengeluarkan keringat yang cukup banyak, ia terbangun dari tidurnya. Cakra menenangkan dirinya sendiri dengan pergi ke dapur mengambil air minum. Di minumnya air tersebut sampai habis satu gelas penuh. Nafasnya perlahan kembali teratur.

Mimpi, gue mimpi buruk. -batinnya.

NIGHTMARES || THE BOYZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang