14. Misteri

42 5 0
                                    

Cakra dan Kenny berjalan di sekitar villa untuk menghirup udara segar. Kenny tahu betul perasaan Cakra saat ini.

"Cak, bukan salah lo."

"Gue ngerasa salah karna gak bisa selamatin kedua temen gue."

"No, ini udah takdir mereka. Gak ada yang tahu kapan maut menghampiri kita. Gak ada yang tahu, bisa aja setelah ini giliran gue? Atau bisa aja kalau kita gak kesini juga, tiba saatnya gue ninggalin kalian di suatu tempat yang kita gak tau dimana dan kapan itu. So, don't blame yourself."

"Thanks ya, Ken."

Kenny mengangguk dan tersenyum kepada Cakra.

"Ken, lo duluan aja."

"Lo?"

"Nanti gue nyusul."

"Oke, hati-hati."

Cakra mengangguk menjawabnya.

Netranya tertuju kepada seseorang yang berada di dekat pohon pisang. Cakra berjalan mendekati seseorang itu.

"Permisi." Di tepuknya pundak seseorang olehnya.

"Sedang apa kamu disini, nak?"

"Kakek, kakek tinggal disini?"

"Kakek memang lahir disini tapi ada urusan apa kamu kemari?"

"Nama saya Cakra. Cakra bisa ngobrol sama kakek?"

"Baik, ikut kakek."

Ternyata seseorang yang Cakra temui ialah seorang kakek-kakek yang memang tinggal disana sedari beliau lahir.

Cakra tiba di sebuah rumah tua, rumah kakek yang ia temui. Menyeruput teh hangat yang di sajikan oleh sang kakek.

"Kakek sendiri?"

"Tidak ada yang bisa datang kemari, nak. Tetapi jika seseorang sudah datang kemari, itu ada suatu hal yang harus diselesaikan."

"Maksud kakek?"

"Kamu akan mengetahuinya nanti."

Jawaban sang kakek membuat Cakra berpikir keras, sebenarnya apa yang terjadi di tempat itu.

"Temui kakek jika nak Cakra membutuhkan bantuan."

NIGHTMARES || THE BOYZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang