11. Javier

43 4 0
                                    

Semua orang merasa panik dan takut sekarang. Tidak ada yang bisa tidur sebenarnya akan tetapi semuanya memaksakan diri mereka untuk tidur,  memejamkan kedua matanya dan tak sadar kesebelas dari mereka tertidur sekarang.

"Astagfirullah."

Lagi, Cakra terbangun karena mimpi buruk. Syukurlah tidak ada yang terbangun karena suaranya.

Dengan langkah kaki yang gemetar, ia berjalan menuju dapur untuk membawa segelas air minum. Tetapi ia melihat sesuatu yang menggantung di samping jendela dapur villa tersebut.

"Gak, gak mungkin." Gumamnya.

Pemuda yang memiliki lesung pipi itu berjalan untuk melihat apa yang terjadi di balik jendela dapur. Perasaannya sudah tidak enak.

"Sial, mimpi buruk itu."

Ia melupakan niat awal datang ke dapur untuk mengambil segelas air. Dengan kecepatan penuh, Cakra berlari dan mengetuk keras pintu kamar semua temannya. Semua terbangun dan berlari mengikuti Cakra tanpa tahu apa yang terjadi.

"AAAAAAAAAA." Sakala menjerit ketakutan.

Yuda beralih menjadi berdiri di samping Sakala, menepuk pundaknya guna menenangkan Sakala.

"Anjing." -Haidar.

"Javier, kenapa bisa kaya gini?" Tanya Harry.

"Cak?"

"Cakra, jawab!"

Cakra di berondongi pertanyaan membuatnya kesal. Dengan nada tinggi, ia menyuruh semua orang untuk membantunya membawa mayat Javier yang meggantung di tiang sumur terlilit oleh tali tambang.

"Satya, pelan-pelan." Titah Cakra.

"Kenny tolong pegang Javier."

Kenny mengangguk sementara Satya dan Cakra mencoba untuk melepas tali yang melingkar erat pada leher temannya.

"Ja-" Ucapan Edwin terhenti saat mayat Javier berhasil di turunkan dan  segera di bawa ke dalam villa.

Semua orang menangis, sungguh tragis melihat salah satu temannya tewas dalam keadaan mengenaskan.

"Lo bisa ceritain sekarang, Cak?" Kenny.

"Jadi gue–"

Cakra memejamkan kedua matanya untuk menceritakan apa yang terjadi.

NIGHTMARES || THE BOYZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang