Lembar Dua Puluh Sembilan

515 66 6
                                    

" Ughh "
Biu terbangun karena suara petikan gitar yang terdengar bahkan sampai ke dalam mimpinya. Rasanya ia belum lama tertidur. Tubuh telanjangnya masih sangat lelah namun Biu menangkap sosok kakaknya jauh di depan sana. Menangkup gitar elektrik yang baru ia beli dua bulan lalu itu layaknya anak sendiri.

Bible tidak sepandai Jeff soal gitar. Tapi Bible selalu bisa membawakan surga pada Biu.

" Kak "

" Hm "

Biu mendesah sebal melihat Bible yang bahkan tidak membalikkan tubuhnya saat berbicara.  Ia memaksa tubuhnya untuk bangun hanya untuk memandangi punggung dan bahu lebar sang kakak. Bible terasa dingin belakangan ini, entah hanya perasaan Biu saja atau memang begitu adanya. Biasanya Biu akan terbangun dengan Bible yang memeluk tubuhnya setelah berhubungan badan.

Namun akhir-akhir ini gitar dan ponsel mungkin terlihat lebih menarik ketimbang Biu sendiri. Biu menatap tubuhnya sendiri. Ada bekas kemerahan hasil karya Bible di area paha dalamnya. Entah sudah sex yang keberapa minggu ini tapi mereka seolah tidak lelah melakukannya lagi dan lagi.



 Entah sudah sex yang keberapa minggu ini tapi mereka seolah tidak lelah melakukannya lagi dan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sudah dua tahun berlalu dan Biu kini sudah jatuh bahkan hanyut di dalamnya. Entah bagaimana dengan Bible, tapi Biu merasa dirinya sudah terlampau jauh kali ini. Biu tertunduk merasakan kedua matanya yang memanas. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Hey, apa ini?

Apa ia merasa sedih hanya karena Bible sedikit mengabaikannya? Ayolah Biu, kakak mu itu sudah dewasa. Berikan ia ruang untuk bertumbuh dan berteman dengan orang lain. Biu selalu mengatakan itu pada dirinya sendiri. Perkataan yang justru membuat hatinya terluka semakin dalam.

Haha, Biu sudah terlilit belenggu yang ia buat sendiri.

" Mau kemana kamu? "
Tanya Bible karena melihat Biu mengenakan pakaiannya bersiap untuk keluar dari dalam kamar.

" Turun "

" Mandi dulu badan kamu lengket "

" Biu mau minum "

Setelahnya Bible tidak bersuara dan Biu pun pergi dari dalam kamar sang kakak. Bukan dapur maupun meja makan yang ia tuju melainkan kamarnya sendiri. Bodoh, anak bodoh bernama Biu itu sekarang menangis memeluk gulingnya. Menyedihkan sekali. Minggu depan adalah hari ujian penentu kelulusannya dan yang ia lakukan hanyalah melayani sang kakak lalu merasa dungu setelahnya. Menangisi sikap dingin Bible lalu keluar dengan tubuh bugar seolah tidak terjadi apapun. Tanpa siapapun tahu Biu harus menghabiskan waktu dua jam lamanya untuk membersihkan diri di bawah guyuran air.

Anak itu bahkan tidak lagi peduli pada tubuhnya yang kelelahan setiap kali Bible menyerangnya sampai pagi. Padahal kakaknya itu tahu Biu tidak pernah mendapat tidur yang cukup karena harus belajar banyak materi di malam hari.

Oh, jangankan mendampingi Biu seperti yang Biu lakukan dulu. Mengantar Biu ke tempat les pun bisa dihitung jari. Tak apa, Biu selalu memaklumi itu. Ia tahu Bible itu mahasiswa yang aktif. Kakaknya pasti sibuk, Biu mengerti.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang