" Nilai adek kan bagus jadi adek mau lanjut SMA dimana? "
" Eumm... kayanya-- "
" Beneran bagus?? Peringkat berapa kamu di sekolah? "
Bible lantas saja memotong pembicaraan Biu dan ayah." Iya iyaa gak sepinter kakak iyaaa "
" Hahahahaa "
" Sssttt kak, udah bagus kok adek peringkat empat satu sekolah hasil ujian akhirnya "
" Hahaha iya ayah, aku cuma bercanda. Jadi mau masuk mana dek? "
" Samain aja sama kak Baiben "
" Mau satu sekolah lagi? Gak bosen ketemu kakak mulu? "
Biu menggeleng lalu tersenyum lebar." Alahh nanti giliran orang manggil kamu 'adeknya Bible' marah marahnya ke kakak "
" Ya abis apa susahnya manggil pake nama? Biu! Apa susahnya? Cuma tiga huruf tau "
" Mungkin pada gak kenal nama adek "
" Ishh adek selalu sebut nama kok tapi tetep aja dipanggilnya, eh adeknya Bible! adeknya Bible! "
Ayah dan Bible hanya tertawa padahal Biu serius. Ia betul-betul kesal dengan label 'si adik Bible' yang sudah terlanjur orang-orang tempelkan secara permanen padanya.
" Yaudah makanya jangan satu sekolah lagian nilai kamu bisa masuk sekolah yang lebih bagus dari sekolah kakak "
" Enggak ah samain aja sama kak Baiben "
" Yeuu batu "
" Yaudah nanti ayah ngobrol sama bunda ya adek siapin aja berkas pendaftarannya "
" Oke yah "
Dan begitulah awal bagaimana Bible Biu bisa berada di sekolah yang sama, lagi dan lagi.
Sejak taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas Biu selalu mengikuti Bible. Selain karena orang tua mereka selalu memilihkan sekolah yang bagus untuk Bible, jadi Biu rasa ia tidak memiliki alasan untuk tidak mengikuti jejak sang kakak.
Biu juga merasa mereka sudah terlalu terbiasa bersama, rasanya akan aneh jika Biu tidak menemani tahun terakhir Bible di sekolah yang sama.
Hari-hari dimana Biu direpotkan oleh segala macam berkas untuk mendaftar ke sekolah baru sudah terlewati. Hanya tinggal menghabiskan masa orientasi lalu ia sudah bisa bersekolah dengan tenang.
" Nanti si adek berangkatnya sama aku aja bun paling pulangnya kadang gak bareng soalnya aku kan ekskul "
" Enggak ah Biu berangkat sendiri aja "
Bible serta-merta mengerutkan dahinya. Biasanya Biu selalu setuju dengan ide dan ajakannya. Lagipula Bible rasa tidak ada ruginya berangkat sekolah bersama.
Bible tidak akan menyembunyikan Biu seperti dulu saat tahun pertama Biu di sekolah menengah pertama. Ia ingin semua teman-temannya tahu bahwa bocah setengah tinggi berpipi tembam ini adalah adik laki-lakinya.
" Loohhh kenapa dek?? Terus kamu mau naik apa ke sekolah? Ntar telat atau nyasar nyasar ahh udah sama kakak aja "
Bible langsung menyerbu Biu dengan penolakan." Iya tumben adek gak mau bareng kak Baibennya "
Balas bunda." Atau kamu mau bawa motor sendiri? Udah bisa kan bawa motor? "
" Bisa sih tapi adek males juga bawa motor ke sekolah, kayanya bokong adek jati dirinya udah paten jadi penumpang deh "
Pfftt-- sialan, Bible tertawa mendengarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated
Fanfiction" Biu suka sama kakak! " " Goblok! Kita sodara! " Bagaimana jika aku menyukai mu? Tapi kita saudara. ×•×•×•×•×•×•×•×•×•× 🌜Bible x Build🌛 📍Boys Love 📍Harsh Words 📍Not Children 📍Sex #Rank : #1 bible #5 biblebiu #165 wattpad