Lembar Empat

753 106 13
                                    

Jika dulu saat masih kecil Bible ingin sekali cepat besar. Maka sekarang ia mengutuk gagasan itu habis-habisan.

Menjadi besar tidaklah mudah. Ada banyak hari-hari penuh dengan tugas sekolah dan ujian yang rasanya selalu datang lebih cepat dari dugaan.

Bible harus bangun lebih awal dan pulang petang untuk mengikuti kelas tambahan. Semua hal tentang ujian kelulusan membuat kepalanya cepat panas. Bersyukur saja rambutnya tidak ikut rontok.

Jadi untuk meminimalisir kegilaan ini Bible sesekali menyempatkan waktu untuk menghibur diri dengan menonton film. Baru-baru ini temannya merekomendasi beberapa film yang seru untuk ditonton sendirian.

Hanya sendirian saja.

Biasanya Bible menonton di dalam kamar dengan komputer pribadinya. Tidak pernah lupa juga untuk mengunci pintu.

Namun sepertinya hari ini adalah hari sial bagi Bible. Biu tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya. Anak itu tidak lupa mengetuk pintu hanya saja setelah sekali mengetuk ia tetap menyerobot masuk dengan tampang tidak berdosa.

Dan salahkan saja tangan Bible yang belum terlatih dengan gerakan cepat jadi Biu sempat melihat potongan film itu dengan mata telanjang.

Maksudnya, Biu melihat para pemain film yang sedang telanjang dengan mata telanjang.

" Biu! Jangan langsung masuk kalo kakak lagi ganti baju gimana?! "

" Kakak nonton apa? Kok Biu gak diajak? "

" Gak nonton apa apa kamu mau ngapain? "
Bukannya menjawab Biu malah duduk di atas ranjang Bible.

" Mau ngajak main "

" M-main kemana? "
Oh ayolah Bible jadi gugup melihat wajah polos Biu.

" Gak tau Biu bosen di rumah terus kak "

" Ajak main temen temen kamu sana. Temen kamu kan banyak masa gak ada yang bisa diajak main "

" Gak ah mau sama kak Baiben aja "

" Kakak sibuk "

" Kak puter lagi dong filmnya Biu mau nonton juga "

" Enggak, kita main keluar aja kakak jajanin "

" Nonton aja Biu udah makan gak mau jajan "
Bible hendak bersiap namun sepertinya Biu sedang tidak bisa diajak kerjasama.

" Kakak gak nonton apa apa Biu "

" Itu tadi ada orang di komputer kakak. Film horror ya? Atau bunuh bunuhan? Kok pemainnya gak pake baju? "

Aaahh Biu... mata suci mu sudah ternodai.

" Sssttt pelan pelan ngomongnya kalo mau nonton sama kakak kamu jangan berisik "

Biu menutup mulutnya dengan kedua tangan lalu mengangguk patuh.

Bible menghela nafas, mau bagaimanapun ia harus menuntaskan episode barunya hari ini. Dan sepertinya kedatangan satu teman menonton tidaklah buruk. Lagipula cepat atau lambat Biu memang perlu tahu hal-hal dewasa seperti ini bukan?

" Yaudah kamu diem ya, ini film rahasia jadi bunda sama ayah gak boleh tau "

" Iya kak "
Bible menutup dan mengunci pintu kamarnya. Mematikan lampu dan menutup semua tirai jendela.

Gelap dan dingin.

Biu berpikir mungkin mereka akan menonton film horror dan Bible sedang berusaha menciptakan kesan horror itu agar terasa nyata.

" Film nya serem ya kak? "
Bible tidak menjawab karena Biu tiba-tiba saja duduk di atas pangkuannya. Tapi tidak bisa disalahkan juga karena di kamar Bible memang hanya ada satu meja dan satu kursi belajar.

" Kalo liat adegan serem kamu gak boleh teriak. Gak boleh berisik, diem aja tonton sampe abis "

" Iya kak "
Bisik Biu kegirangan.

Bible melingkarkan lengan kirinya pada tubuh Biu agar adiknya itu tidak terjatuh.

" Kak kenapa pemainnya pada lepas baju sih? "

" Tonton aja dek "
Awal hingga pertengahan film Biu masih berusaha menikmati. Namun semakin lama pipinya terasa panas dan ia jadi malu sendiri.

" Kak itu ceweknya gapapa? Kayanya sakit "

" Gapapa "

" Kak Baiben... Biu takut "

" Ini film porno Biu bukan film horror kenapa takut? Kan gak ada hantunya "

" Ya abis cowoknya jahat masa tangan ceweknya diiket pake sabuk. Kan kasian "
Itu bisa disebut percobaan BDSM, Biu. Hmmm mungkin lain kali Bible akan mengajarkan yang satu itu pada mu.

Entah teorinya saja atau praktik langsung di lapangan.

" Yaudah mau liat film lain? Yang gak ada ceweknya "
Biu mengangguk cepat. Lama-lama ia tidak tahan melihat adegan panas tusuk menusuk seperti itu.

Penusukannya memang tidak membunuh tapi menghilangkan keperawanan.

" Nah yang ini cowok sama cowok "

Bible saat remaja memang sialan.
Ia membuat Biu yang kala itu baru berusia tiga belas tahun menonton adegan panas pria dewasa dengan pria dewasa.

Biu sampai meringis saat kedua matanya melihat pedang panjang berurat itu menghunus jauh ke dalam lubang kemerahan.

Tidak ada kekerasan hanya ada suara desah dan beceknya tubuh yang saling beradu.

" Biu kamu jangan gerak gerak "
Ketahuilah Biu apa yang sedang kamu duduki itu... kejantanan Bible :)

" Ihh kak itu-- "

" Sssttt tonton aja "

Biu sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berisik jadi mau tidak mau ia harus diam. Diamnya itu menghasilkan keringat dingin yang membanjiri keningnya.

Perutnya mulas dan tubuhnya panas tidak karuan. Namun ia bisa menyelesaikan film itu sampai menit terakhir.

" Dek? Kamu gapapa? Kok pucet gitu? "

" Ng--gapapa "
Bible meminta Biu untuk duduk di ranjang sedangkan ia membuka kunci pintu.

" Kakak mau kemana? "

" Kamar mandi "
Biu terdiam. Ia jadi teringat adegan di film tadi.

Laki-laki dominan biasanya pergi ke kamar mandi setelah melihat adegan tidak senonoh. Isi celana mereka membengkak dan katanya 'itu' harus segera dilemaskan kembali.

Apakah Bible juga akan melakukan hal yang sama?

Dan jika diingat-ingat kedua paha Bible memang terasa agak menonjol tadi. Membuat Biu merasa sedikit tidak nyaman dengan posisi duduknya.

" Kak "

" Hm "

" Kak Baiben perlu bantuan Biu? "

" Hush! Gak usah deekk yang di film jangan dibayangin beneran! "

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang