Complicated

Lembar Tiga Puluh Dua

" Gak perlu dianter sama ayah atau bunda nih jadinya? "

" Sama aku aja, aku ngerti kok cuma daftar daftar gitu mah "

Biu diam-diam tersenyum seraya mencuri pandang pada Bible yang sibuk merapihkan semua berkas untuk pendaftaran kuliahnya. Sebenarnya Bible sudah membantu Biu mendaftarkan diri secara online. Hari ini mereka hanya perlu memberikan dokumen fisik ke pihak kampus.

" Yaudah hati hati di jalan kalo ada yang kurang telfon ayah "

Mereka pun berpamitan dan pergi dengan mengendarai mobil milik Bible. Bible yang mengemudi, tentu saja. Biu memang sudah mahir berkendara tapi jika bersama Bible, ia hanya perlu duduk manis dan menikmati wajah tampan kakaknya saja.

" Dek lusa kan acara kelulusan kamu? "

" Iya "
Biu berucap singkat karena tengah sibuk mengenakan lipbalm yang sudah lama ia letakkan di dalam dashboard.

" Mau hadiah apa dari kakak? "

" Gak usah, yang penting dateng "

" Justru itu kakak ada kuliah pas-- "

" Libur sehari gak akan bikin kakak drop out "
Bible mengulum bibirnya, entah menahan tawa atau ngeri. Niatnya kan hanya bercanda namun sepertinya Biu menanggapinya dengan serius.

" Gak bisa libur "

" Ya gapapa sih, paling Biu nanti minta bunda manggil tukang ke rumah "

" Hah? Buat apa? Atap rumah kita bocor emang? "

" Cih, buat ganti kunci kamar lah pake nanya "

" Looohhh? Kok gitu?! "
Gawat. Kalau Biu mengganti kunci kamarnya maka Bible tidak akan leluasa keluar dan masuk setiap saat.

" Suka suka Biu lah "

" Lagian bunda pasti nanya kenapa ganti? Kan kunci lama masih ada "

" Matahin kunci gak sesusah itu sih kak atau buang aja sekalian rusakin engsel pintunya "

" Astaga adek brutal banget kamu. Kamu lupa? Kunci kamu kan satunya di kakak "

" Inget, toh kalo kakak umpetin di celana dalem sekalipun pasti ketemu "

Tidak jadi.
Kapok sudah.

Bible tidak mau bercanda seperti itu lagi dengan adiknya. Karena Biu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Kalau sampai kunci pintu sialan itu diganti maka jatah harian, mingguan dan bulanan Bible akan berkurang. Bible tidak akan membiarkan mimpi buruk itu terjadi.

" Besar kampusnya "
Begitulah komentar Biu saat Bible mengajaknya sedikit berkeliling di area kampus.

" Gedung fakultas kamu nanti yang di depan itu "

" Jauh gak sama kakak? "

" Lumayan "
Bible melihat bibir adiknya itu langsung mengerucut lucu.

" Harusnya dibikin deket aja "

" Kalo kamu butuh apa apa bilang aja nanti kakak samperin "

" Sok iya banget paling kalo udah ketemu temen juga lupa sama Biu "

" Mana ada sih "

" Halah "
Biu tidak ingin mendengar pembelaan jadi ia berjalan mendahului Bible.

" Eh? Kamu mau kemana? Ruang administrasinya bukan lewat situ "

Ups, Biu lupa ia pendatang disini. Sialan malu sekali! Sedangkan Bible tertawa di belakang sana. Berjalan cepat lalu merangkul bahunya dengan begitu ringan.