Lembar Satu

1.2K 134 9
                                        

" Bible mau punya adek gak sayang? "

" Ngak "

" Loh, kenapa? Kan dedek bayi lucu kalo udah besar bisa Bible ajak main "

" Ngamauuu "

" Padahal ayah sama bunda mau kasih Bible dedek bayi loh "

" Hiks-- huwaaaa! "

" Aduh jadi nangis kan, kamu sih "

" Ya mana aku tau sih kalo anak dua tahun udah ngerti diajak ngomong bayi "

Bible yang saat itu usia nya baru menginjak dua tahun pun sudah menolak kehadiran anggota keluarga baru. Namun siapa yang mengira saat sang adik lahir, Bible kecil justru menjadi yang paling penasaran dengan rupa adiknya.

" Tuh liat sayang, itu dedek bayi "
Bible yang saat itu berada dalam gendongan sang ayah hanya bisa menatap kagum pada sosok mungil yang ada di dalam kotak kaca.

" Ntu dedek? "
Sang ayah mengangguk antusias. Menunjuk ke arah wajah memerah adiknya dengan senyum bahagia. Kala itu Bible tidak mengerti mengapa mereka tidak boleh bertemu dengan adik bayi? Mengapa adik diletakkan di dalam kotak? Apa adiknya mati? Mengapa bayi itu hanya diam dan tidur? Mengapa tidurnya lama sekali?

Namun Bible menyimpan pertanyaan itu. Lagipula ia tidak terlalu menyukai adik bayi. Setidaknya itulah yang terekam dalam benaknya hingga keesokan hari ia mendapati bunda tengah menggendong dan bersenandung untuk adik.

" Dedek! "
Tidak, Bible tidak bermaksud memanggil sang adik. Ia justru ingin adik turun dari gendongan bunda. Bible tidak ingin bunda menggendong tubuh lain selain dirinya.

" Bible, sini sayang "
Ayah membawa tubuh Bible mendekat.

' Owh, adik bayi kecil sekali '
Jika saja saat itu Bible sudah lancar berbicara, mungkin kalimat itulah yang pertama kali ia lontarkan saat melihat adik bayi dari dekat.

" Dedek bobo "

" Iya dedeknya bobo "
Ayah membawa telapak tangannya untuk menyentuh pipi adik. Hangat dan kenyal, itu membuat Bible tersenyum.

Mulai saat itu Bible berpikir bahwa adik bayi ternyata sangat lucu.

Namun siapa sangka adik bayi tumbuh dengan sangat baik dan tubuhnya jadi besar. Adik bayi suka sekali makan dan Bible tidak suka berdekatan dengan adik bayi saat makan.

Bayi sangat berantakan, Bible tidak mau tangan nakal adik mengotori pakaiannya dengan sisa makanan dan liur.

Hingga adik berumur dua tahun dan sudah bisa berjalan, Bible masih jarang mengajaknya bermain. Adik berisik dan suka bicara tidak jelas, Bible malas mendengarnya.

Berkali-kali ayah dan bunda mengajari adik untuk memanggil namanya sendiri pun sulit sekali. Padahal adik memiliki nama panggilan yang sangat mudah, yaitu Biu.

Adik Biu.

" Bible sayang tolong jaga dedeknya ya bunda masak dulu "

Oh, tidak.
Bible tidak suka bermain dengan adik. Adik selalu mengacak-acak mainan dan pergi tidur siang saat seisi rumah sudah berantakan dengan mainannya.

Namun Bible tidak tahu cara menolak permintaan bunda nya. Jadi ia memutuskan untuk memperhatikan adik dari jauh. Adik selalu menggigit mainannya, itu jorok menurut Bible padahal semua anak melakukan itu saat kecil.

" Dedek gak boleeehh "
Bible refleks berlari ke arah adik saat adik memukul-mukul mainan ke lantai. Bible khawatir mainannya rusak dan melukai kulit adik.

" Gak boleh deekk "
Bible merebut mainannya dan itu membuat adik kesal. Ia mengacak-acak mainan yang lain dan Bible membiarkannya.

" Dedek, ish! Gak boleeehh "
Bible kembali merebut mainannya saat adik mulai memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Adik meracau tidak jelas dan Bible jadi ikut kesal dibuatnya.

" Dedek nakal ah! "
Adik berseru ke arahnya seolah ingin melawan. Menyebalkan, Bible tahu semua bayi memang menyebalkan. Itulah mengapa ia tidak ingin memiliki adik.

" Jangan deekk "
Bible merebut semua mainan yang terlihat tajam dan bisa melukai mulut adiknya.

" Mau kemana adeeekkk! "
Bible berdiri menyamai langkah tergesa sang adik.

Adiknya berlarian kesana kemari dan mau tidak mau Bible mengikutinya.

" Diem deeekk! Bible bilangin bunda ya! "

" Ish, diem Biu! "

" Bwiuh... "

" Bible bilang bunda ya Biu nakal gak mau diem! "

" Baiben "

" Bible! Bukan Baiben! "

" Baibeenn "
Adiknya melompat-lompat kegirangan seraya menyerukkan namanya.

Diam-diam Bible tersenyum. Adiknya mungkin memang berbicara lebih lambat dari yang lain, namun lihat. Sekarang adik kecil sudah bisa memanggil namanya.

" Biu sini "

" Biuuhh "

" Iya Biu, dedek Biu siniii "
Bible tersenyum membuka kedua tangannya lebar-lebar.

" Siniii Biuu "
Adik tertawa geli lalu berlari ke arahnya. Masuk menelusup ke dalam pelukan kecil Bible.

Satu hal yang lagi-lagi Bible sadari, adik kecil ternyata sangat wangi.

Baiklah, Bible menyukai adik mulai hari ini.


ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang