Pagi ini cukup cerah untuk melakukan segala aktivitas yang memang sudah menjadi sebuah rutinitas, kini di kediaman keluarga the onsu suasana sudah kembali hangat dan ceria setelah kejadian beberapa minggu lalu ayah Ruben sudah kembali bekerja begitupun dengan Betrand yang sudah mulai masuk sekolah.
"Bunda Onyo ledekin Cici,,," gadis kecil yang kini sudah terlihat cantik dengan pakaian seragam sekolahnya itu mengadu pada sang bunda atas prilaku kokohnya.
"Onyooo dedeknya diapain lagi si nak?" Teriak Sarwendah dari arah dapur sambil berjalan membawa satu piring nugget ditanganya menuju meja makan dimana Betrand dan Thalia sudah duduk manis disana.
Sedangkan yang diteriaki namanya hanya menunjukan senyum tak berdosanya.
"Tadi Onyo ledekin Cici bun kayak gini bun,, "ucap Thalia sambil menirukan ekspresi saat kokohnya tadi meledeknya.
"Bener tadi Onyo gituin dedeknya,,," tanya Sarwendah dengan nada introgasinya.
"Tadi Cici juga ledekin Onyo duluan bun,,, " bela Betrand yang juga tidak mau disalahkan.
"cici juga ledekin Onyo??" tanya Sarwendah dengan nada lelah pada putri cantiknya, percayalah terkadang Sarwendah juga gemas sendiri dengan perlakuan anak-anaknya kalo sudah muncul mode Tom and jerry seperti ini jangan harap ada yang mau mengalah diantara mereka.
"Tapi kan Onyo duluan yang isengin Cici masak onyo bilang cuman Nia yang sayang Onyo padahal kan gak gitu bunda" jawab Thalia menjelaskan.
"Tapi kan Onyo cuman bercanda bun soalnya tadi Cici gak mau hug Onyo tapi cici malah ledekin Onyo" sahut Betrand yang masih tak mau kalah.
"Onyooo cici!! ayo say sorry dulu gak boleh sayang berantem kayak gitu" Ucap Sarwendah mencoba mengakhiri berdebat anak-anaknya.
" Sorry ya ci,,, ?" ucap Betrand sambil merentangkan tanganya minta thalia membalas pelukanya.
"say sorry juga onyo, cici sayang banget sama onyo jangan iseng lagi ya" jawab Thalia lalu menghambur dalam pelukan sang kakak. Sedang Betrand mengangguk kecil menanggapi adiknya.
Kelak ketika anak-anaknya sudah dewasa momen seperti ini pasti akan sangat Sarwendah rindukan, melihat pertengkaran kecil mereka lalu dengan hati yang sama-sama lembut dengan mudah saling memeluk dan memaafkan betapa manis anak-anaknya, Sarwendah hanya berharap kelak sampai mereka dewasa dan mempunyai keluarga masing-masing mereka tetap mempunyai hati yang lembut dan mencintai saudaranya.
"Kenapa cuman Cici yang dipeluk onyo?" ucap Thania dengan nada penuh protes ketika Betrand memeluk Thalia erat, gadis kecil ini masih berada dalam gendongan sang ayah yang baru saja turun tangga dan melangkahkan kakinya menuju meja makan.
Nah kan drama dimulai lagi.
"sini koko onyo peluk juga" Betrand melepaskan pelukan Thalia lalu berdiri ingin menggendong adik bontotnya.
"gak mauu,,, " tolak Thania dengan nada jutek, bibirnya yang sudah dimajukan beberapa senti dan tanganya yang disendekapkan didada tanda dia menolak tawaran kokohnya.
Ruben dan Sarwendah hanya memilih diam lalu tersenyum gemas saat melihat interaksi anak-naknya.
"Bener gak mau sama koko onyo" tanya Betrand memastikan sambil menarik turunkan satu alisnya mencoba menggoda adiknya.
"Mau sama ayah aja,," jawab Thania sama sekali tak goyah dengan pendirianya dan malah memeluk erat leher sang ayah seolah menunjukan dia benar-benar menolak kokohnya.
"Onyo sad deh Ci!! Nia udah gak mau lagi dipeluk koko Onyo pasti Nia gak mau lagi koko anterin sekolah, hari ini koko Onyo anterin cici aja yah?" ucap Betrand yang pura-pura curhat dengan Thalia dengan wajah yang dibuat begitu sedih. Thalia hanya mengangguk menyetujui ucapan kokohnya lalu memberikan tepukan pelan pada punggungnya seolah menenangkan kokohnya yang terlihat sedih, sungguh kerjasama yang baik.
