Sudah terlihat bebera crew yang mempersiapkan alat-alat untuk shoting disalah satu gedung bekas pabrik gula yang sudah lama terbengkalai konon katanya pabrik tersebut setiap tahunya memakan korban yang katanya dijadikan tumbal jika pabrik tersebut masih tetap dioprasionalkan, namun sejak kejadian dimana beberapa kariyawan mengalami kecelakaan beruntun setiap bulanya membuat hampir semua karyawan mengundurkan diri hingga akhirnya pabrik tersebut harus ditutup karna tak ada lagi yang mau bekerja dipabrik tersebut.
Ruben dan jordi sedang memantau keadaan sekitar lokasi melihat setiap titik yang nantinya akan dilalui saat shoting dan dijadikan rute saat jalan-jalan malam.
"dek ini aman kan, lo udah bicaraa sama yang menjaga pabrik ini kan?" tanya ruben kepada adiknya jujur perasaanya tiba-tiba saja tidak enak setelah sampai lokasi.
"udah dong ko mereka ngizinin kok cuman ya ada beberapa pantangan yang gak boleh kita lakuin disini, tadi kang yana sama yang lain juga udah melakukan beberapa ritual buat izin kalo kita akan mencari cerita dipabrik ini" jelas jordi kepada kokonya yang tumben sekali terlihat gelisa sejak dia datang.
" gue ngerasa hawanya beda aja dari tempat-tempat lain yang kita jadikan lokasi, lo kasih tau buat semua crew buat lebih fokus dan hati-hati lagi"
"aman ko tenang aja lah disini kan banyak yang jagain" jordi mencoba terlihat tenang walaupun dia pun merasakan banyak sekali sosok yang jahil mengintai mereka disini.
"ayahhhh,,,," betrand yang baru datang langsung lari menghampiri ayahnya yang terlihat bersama sang uncle.
"onyoo jangan lari-lari dong" ruben langsung memeluk dan menciumi pipi putranya sayang.
"unclenya gak dipelukk ni" ucap jordi seolah sedih karna keponakanya belum memeluknya.
"onyoo kangennn deh sama uncle"betrand beralih memeluk unclenya.
"kesayanganya uncle, yang baru jalan-jalan happy banget kayaknya" goda jordi.
"uncle tau aja"
"bunda mana sayang, onyo kok sendiri?" tanya ruben yang belum melihat sang istri.
"ada kok ayah tadi onyo bareng sama bunda, lagi ngobrol sama uncle anwar sama aunty bella kayaknya"
"ya udah ayo ke tempat podcast, kita samperin bunda bentar lagi shotingnya juga akan dimulai" ajak jordi sambil menggandeng tangan keponakanya.
"ayook ayahh" ajak betrand yang melihat ruben masih ditempatnya.
"iya ayook " ruben berlalu meninggalkan tempat tersebut mengikuti adik dan putranya untuk bergabung bersama tim yang lain karna shoting akan segera dimulai.
Acara live sudah dimulai ada ruben, sarwendah, betrand, anwar, bella dan jirayut yang menjadi pengisi acara dalam acara KBP episode kali ini.
Jordi sedang menjelaskan bagaimana cerita dibalik pabrik gula sebesar ini sampai harus terpaksa tutup dan terbengkalai.Namun diselah-selah podcast berlangsung tiba-tiba saja anwar langsung berdiri dan melepas erphonya " eh ada yang denger gak kayak ada orang nangis" ucap anwar yang sudah heboh merasa ketakutan.
"aku malah denger kayak ada yang ketawa " bella mulai melepaskan erphon yang dia gunakan.
"mana si aku kok gak dengar apa-apa" jirayut yang merasa tidak mendengar apapun terlihat santai-santai saja.
"aku juga denger orang nangis, ngerasain gak kita diluar tapi pengap banget, sampek keringgetan banget ni" ucap sarwendah sambil mengipas-ngipas tanganya karena merasa kegerahan.
"iya panas banget udaranya" ruben pun merasakan hawa panas.
"uncle ngerasa ada yang ngelihatin kita gak, dari tadi onyo gerasa ada yang lihatin ke arah kita terus" ucap betrand yang mulai gelisa.