Senin pagi yang cukup cerah untuk menjalani segala aktivitas yang harus dilakukan hari ini, satu minggu telah berlalu setelah kejadian itu kini kondisi betrand sudah berangsur membaik bahkan kemarin sore dia sudah pulang dari rumah sakit, pagi ini di rumah the onsu semua sibuk dengan kegiatanya masing-masing, bunda yang sudah sibuk menata berbagai makanan untuk anak-anak dan suaminya sarapan juga bekal mereka, Thalia gadis cantik ini dari tadi sudah duduk manis didepan cermin dengan sesekali menguap dan matanya yang masih terpejam menunggu mbak ina selesai mengepang rambutnya, jangan tanya thania bayi mengemaskan ini masih tidur cantik bersama bantal dan gulingnya, sedangkan Ruben sedari tadi sibuk mempersiapkan perlengkapan betrand sekolah dari seragam hingga peralatan sekolahnya, harusnya betrand belum masuk sekolah hari ini karena memang dia masih dalam pemulihan tapi betrand tetap kekeh ingin pergi ke sekolah, setelah perdebatan panjang akhirnya lagi-lagi ayah dan bunda harus mengalah dan mengijinkan putranya untuk kembali sekolah, setelah satu minggu lebih betrand hanya bisa mengikuti pembelajaran secara online karna kesehatanya yang kurang baik.
"onyo udah selesai belum mandinya cepetan nak nanti telat lo" ruben mengetuk pintu kamar mandi putranya karena dirasa betrand sudah terlalu lama berada disana.
"iya ayah sebentar lagi" jawab betrand yang sepertinya sedikit berteriak dari dalam sana.
"ayah tunggu diruang baju ya, cepetan onyo belum bikin rambut belum sarapanya nanti telat nyo" ruben kembali meminta betrand untuk lebih cepat sebelum dia berlalu, kebiasaan putranya yang selalu lama sekali ketika mandi.
"iya ayahh,,,"
Ruben hanya tersenyum lucu ketika mengigat kebiasaan putranya, sejak awal betrand tinggal bersamanya setiap akan berangkat ke sekolah ruben harus selalu menunggunya didepan kamar mandi agar cepat selesai kalau tidak seperti itu putranya bisa menghabiskan waktu paginya hanya dikamar mandi, walaupun kini betrand sudah beranjak dewasa tapi kebiasaanya tak ada sedikitpun berubah, ketika bersama ayah dan bundanya dia tetaplah menjadi putra kecilnya yang manja.
******
"sayang obatnya yang ini nanti diminum 30 menit sebelum onyo makan siang ya, kalo yang bunda pisahin disini ini nanti onyo minum setelah makan, hari ini bunda sengaja bawain snack onyo cuma buah karna memang onyo belum boleh makan sembarangan jadi nanti buahnya harus dihabisin ya, terus onyo nanti jangan ikut olahraga dulu soalnya onyo belum boleh terlalu capek, kalo onyo ngerasa badanya masih gak enak nanti onyo telvon bunda ya biar bunda jemput" ucap sarwenda pada putranya yang kini sedang duduk disampingnya dan memakan sarapanya. Sedang betrand hanya mengangguk mengiyakan perkataan bundanya.
"bunda udah bilangin sama om mike biar nanti nunggu onyo didekat sekolah aja sampai onyo pulang, biar kalo onyo perlu apa-apa bisa cepet, terusss,,,, "
"bunddd,,,,, " betrand menaruh sendok dan garpu yang ada ditanganya dan beralih meraih kedua tangan bundanya.
"kenapa nyo,,," jawab sarwendah sambil beralih menatap putranya.
"bunda jangan terlalu khawatir gitu, onyo perhatiin dari kemarin bunda selalu cemas dengan apupun yang onyo lakuin, onyo baik-baik aja bunda" ucap betrand sambil menatap mata bundanya dan memegang kedua tanganya. Sejak betrand dirumah sakit betrand merasa bunda terlalu protektiv bahkan bundanya sama sekali tak meninggalkanya sedikitpun, bundanya rela meninggalkan segala pekerjaanya bahkan bunda melewati berbagai kegiatan bersama thalia dan thania hanya untuk menemaninya dirumah sakit, betrand senang dengan semua perhatian bundanya berikan tapi kalo bundanya terus menerus berada dalam kecemasan yang berlebihan seperti ini betrand malah takut wanita kesayanganya ini akan jatuh sakit.
"onyo kan putra bunda apa gak boleh bunda perhatian sama onyo, apa onyo gak suka diperhatiin bunda" tanya sarwendah dengan nada sedihnya, sejak kejadian akhir-akhir ini apalagi karena kondisi kesehatan putranya yang kurang baik, sarwendah merasa takut ketika betrand tak berada didekatnya, entahlah apa mungkin dia berlebihan tapi sarwendah hanya ingin memastikan putranya baik-baik saja sarwendah hanya takut, takut sekali hal buruk terjadi.