Chapter 6

2.1K 208 28
                                    


.

Malam itu di kediaman yang baru saja ditempati sejak hampir sebulan lalu terlihat penghuninya sedang melahap makanan dengan geram ditemani si pengawal yang setia dari awal lagi.

Di kitchen bar itu mereka duduk saling berhadapan dengan meja penuh oleh makanan ringan cepat saji, tak sehat.

Dua cup mie instan, sekotak es krim ukuran sedang, Pizza sekotak, dan cemilan-cemilan berbagai rasa berbahan micin terpampang di meja itu.

Kunyahan mulut Jaeyoon seakan pelempiasan dari rasa sakit hati dengan apa dialami hari ini tepatnya saat bertemu pria tinggi penuh misteri.

Sunghoon di depan Jaeyoon cuma mampu melihat tak berani menegur. Menatap rakusnya Jaeyoon memakan dalam keadaan geram menggebu-gebu.

"Awas saja! Dia belum mengenalku siapa?" Jaeyoon bergumam setelah menghirup habis kuah mie intan keduanya. "Aku akan cari tahu sampai dia sendiri yang bilang padaku."

Kali ini tangan Jaeyoon meraih kotak es krim, dikunyah kembali setelah sesaat tadi sempat disesap rasanya.

Cuma terdiam Sunghoon, setia mendengar keluhan Jaeyoon yang tak henti sedari pulang dari kampus tadi, tidak puas hati.

"Lihat saja, dia pasti menyerah nanti." Lagi berkata kesal, mengunyah es krim.

"Sudah," tangan Sunghoon menarik kotak es krim dari Jaeyoon. "Apa tak sakit perutmu? Mie instan panas dicampur es krim setelahnya."

Pun tak dihiraukan Jaeyoon yang kembali mengambil sepotong Pizza.

Lagi-lagi hanya helaan nafas, Sunghoon cuma menatap Jaeyoon yang sedang menggigit Pizza hingga tak sadar saus terkena pinggir bibir membuat Sunghoon maju sedikit menyeka kotoran itu dan bisa membuat Jaeyoon membatu menatap lamat.

Diri Sunghoon ikut memaku menatap Jaeyoon datar terkesan bingung.

"Apa maksudmu?" Soal Jaeyoon.

Direspon alis Sunghoon naik. "Apa?"

"Barusan, tingkahmu sudah seperti seorang kekasih."

Sekian kali hanya raut pasrah Sunghoon. "Tak perlu status semua orang bisa melakukannya."

Menjeling tak suka Jaeyoon. "Aku tahu, kau sekarang pasti tergoda denganku."

Cuma mampu menggeleng lelah Sunghoon, habis kata dengan tingkah Jaeyoon yang ada saja. Menyimpulkan sesukanya tanpa kepastian nyata.

Mengabaikan reaksi si pengawal, Jaeyoon melanjut percaya diri. "Tak bisa dinafikan, pesonaku bisa membuat siapapun jatuh kapan saja, aku sangat cantik dan tampan. Aku tahu itu."

Kini tangan Jaeyoon membuka bungkus cemilan. "Tak ada yang bisa menolakku, termasuklah kau." Tunjuknya sombong.

Cuma datar raut Sunghoon, membiarkan saja semua bicara Jaeyoon seakan melantur serupa anak kecil.

Sejenak raut menyombong Jaeyoon bertukar kembali pada asalnya di mana diri sedang kesal tadi. "Tapi serius, dengan pria itu terus menghindariku semakin membuatku penasaran."

Sunghoon balas menatap tanpa arti.

"Kau tahu? Ini membuatku semakin ingin tahu. Dan apa bisa kau membantuku----"

Ucapan Jaeyoon terhenti oleh tangan Sunghoon yang tak sengaja menyenggol bungkus cemilan hingga jatuh ke lantai.

Dengan diri Sunghoon yang menunduk mengambil cemilan Jaeyoon diam-diam menelisik curiga tapi belum sampai ingin bertanya sudah lebih dulu Sunghoon melontarkan pertanyaan saat berdiri dari membungkuk.

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang