Chapter 17

2K 171 44
                                    

.

Setiap awal yang baru berasal dari akhir awal yang lain.

Rasanya sekarang Jaeyoon tahu apa arti dari kalimat ini, sebuah kalimat menggambarkan perasaannya saat setiap kali melihat Sunghoon.

Merasakan keberadaan lelaki itu bagaikan buku lembar baru dihidupnya, memulai lagi kisah baru di kehidupan dijalani selama ini.

Masih teringat awal ketemu, jantung sudah bertalu teruja mungkin memang awalnya karena tampang wajah yang dimiliki Sunghoon yang sangat menarik untuk mata memuja. Pastinya juga setiap orang yang melihat Sunghoon akan kagum, itu tak bisa dinafikan.

Namun seiring berjalan waktu, meski belum terlalu lama Jaeyoon malah jatuh pada pribadi Sunghoon, terus terang personaliti Sunghoon adalah tipenya.

Dingin, kaku, cuek, tapi perhatian tanpa perlu menunjuk. Diam-diam peduli, melakukan apapun sesuai permintaan dan tanpa harus diutarakan pasti langsung dipahami hanya dengan sekali lihat.

Sunghoon bagaikan bisa membaca sepenuh diri Jaeyoon, mengenali seakan bertahun lamanya padahal baru berapa bulan saja mereka bersama.

Ditambah afeksi ringan tak terlalu romantis tapi bagi Jayeoon itu sudah cukup meluruhkan jantung ke lutut.

Bahkan jika Sunghoon cuma menggandeng tangannya saja sudah bisa membuat hatinya berbunga.

Apalagi suara lembut itu mengalun yang hanya sesekali terdengar karena lebih didominasi datar tapi saat itu terjadi rasanya Jaeyoon akan meleleh.

Katakan saja dia memang sudah jatuh tersungkur tak bisa bangun. Hatinya sudah ditetapkan pada Sunghoon, benar-benar cinta mati.

Dengan kehadiran pria itu menyambutnya dari Australia pulang ke Korea dan menemani hingga hari ini.

Sudah cukup jelas, bahwa itu adalah lembar baru dihidup Jaeyoon.

Detik di mana awal kehidupan Jaeyoon dimulai lagi dengan orang baru.

Dan akan dia pastikan lembar itu akan mempunyai akhir yang baik.

Ketika ini sekian kali tatapan memuja Jaeyoon terlihat walau hanya menatap punggung tegap belakang Sunghoon yang sedang memasak di dapur dengan dirinya duduk di kitchen bar memerhatikan sedari tadi.

Pundak lebar dan punggung yang berotat gagah membuat senyum Jaeyoon terulas membayangkan dia memeluk dan bersandar di sana.

Salah satu yang membuat Jaeyoon semakin jatuh pada Sunghoon karena pria itu juga bisa memasak, walaupun Sunghoon mengatakan kemampuan memasaknya biasa saja karena untuk makan sendiri selama ini.

Tapi bagi lidah Jaeyoon itu cukup enak maka tidak jarang Sunghoon yang memasak jika Jaeyoon meminta atau bahkan tidak dipinta sekalipun pasti Sunghoon akan tetap melakukan.

Dan satu poin itu makin membuat hati Jaeyoon sangat mantap dengan hatinya berlabuh bahwa cukup hanya Sunghoon seorang dihidupnya nanti.

Membayangkan kehidupan di masa depan ditemani Sunghoon sudah bisa membuat Jaeyoon melonjak bahagia.

Dia yakin itu akan terjadi nanti.

"Jaeyoon,"

Seruan pelan membuat Jaeyoon sadar dari melamun dan gelagapan melihat Sunghoon di hadapannya.

"Rasa ini," sudu di tangan Sunghoon sodorkan pada Jaeyoon. "Kau rasa dulu apa ini cocok di lidahmu."

Mengrjap bersama nafas diambil. "Kenapa? Sebelum ini semua biasa saja, tak perlu sampai aku cicip."

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang