.Setelah kepulangan di rumah Hinari tiada satupun yang ingin Jaeyoon lakukan selain dari ingin bertemu ayahnya detik itu juga. Tak bisa lagi menangguh ingin kejelasan di mulut ayahnya sendiri.
Mendengar semua cerita dari Hinari sendiri dari awal kedatangan ke Korea bertemu orang tuanya hingga berada di titik sekarang mereka berada membuat Jaeyoon merasa iba dan kasian.
Dan ini buat Jaeyoon tahu kalau dia benar-benar tidak kenal ayahnya.
Tidak heran begitu meminta Sunghoon datang menjemput di rumah Hinari tanpa harus khawatir jika Sunghoon turut tahu karena apapun mustahil ayahnya maupun Sunghoon tidak tahu apa yang dia lakukan kebelakangan ini.
Pasti dua orang itu tahu ditambah semua pergerakannya sentiasa dipantau.
Setelah berada di dalam mobil tanpa harus menyapa Sunghoon seperti biasa Jaeyoon malah sibuk dengan ponsel mencari di media sosial tentang kegiatan ayahnya yang mungkin ada terselip kegiatan melibatkan publik.
Memastikan benar-benar informasi yang didapatkan mengenai acara dihadiri ayahnya di hadapan umum.
Maka setelah sampai di rumah hal pertama Jaeyoon lakukan menelepon ayahnya meski harus sampai panggilan ketiga kali baru sambungan terhubung.
"Aku mau ketemu malam ini juga."
"Jaeyoon, Papa sibu----"
"Harus ketemu juga, kalau memang ada kerja setelah acara amal di rumah panti asuhan? Batalkan sekarang."
"Jaeyoon ka----"
"Atau aku yang ke acara amal itu Pa, kita ketemu di sana, di hadapan orang ramai."
Terdengar suara menggeram Jeewon di sebrang ponsel tapi Jaeyoon tak peduli, bahkan tatapan terkejut Sunghoon di hadapan diabaikan.
"Oke, kita ketemu."
Langsung dimatikan Jeewon dan nafas berat Jaeyoon berhembus diselangi emosi yang terasa di ubun-ubun.
Sunghoon mengelus alisnya melihat keadaan marah Jaeyoon. "Kau tidak rasa ini terlalu buru-buru?"
Menggeleng kepala Jaeyoon. "Tidak, aku mau tahu sekarang juga dari ayahku." Sesaat tatapan tajam Jaeyoon menghunus Sunghoon. "Dan kau, aku bukan tidak tahu, kau juga pasti tahu cerita sebenarnya."
Terangkat pundak Sunghoon. "Aku tidak ingin terlibat, itu bukan urusanku."
Terkekeh kecil Jaeyoon sambil mengangguk. "Iya, tentu. Apa yang mau diherankan dari orang yang berkerja untuk ayahku."
Balas menatap tanpa arti Sunghoon melihat Jaeyoon berjalan melewatinya.
Mengerling sosok itu berlalu naik ke lantai atas membuat Sunghoon tertunduk khawatir, dia pasti sebentar lagi akan terjadi perseteruan rumit.
Mengenali sosok Jeewon sendiri dan tahu bagaimana pribadi Jaeyoon, pasti ini akan menjadi sulit untuk keduanya berbicara baik-baik. Tidak mungkin tiada pertengkaran terjadi nanti.
Sunghoon lebih memikirkan reaksi Jaeyoon nanti jika saja Jeewon bertingkah diluar batas yang mungkin akan menjadi titik di mana Jaeyoon akan kenal ayah kandungnya sendiri.
Dan sesuai dugaan Sunghoon, ketika lebih kurang dua jam setelahnya bunyi mobil di perkarangan rumah mampu membuat Jayeoon turun ke bawah.
Tampilan sesudah mandi nampak serius dan sorot mata Jaeyoon tak bersahabat.
Lalu sosok dibalik pintu utama terbuka menampilkan Jeewon yang masih berpakaian formal berjalan masuk bertepatan dengan Jaeyoon yang baru saja berhenti tepat di ruang tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD || sungjake
Fanfiction- dengan segala efeksi, tidak bisa menidakkan perlahan namun pasti perasaan itu ada dan kuat - awalnya disangka ketertarikan Jaeyoon yang menunjukkan secara gamblang pada Sunghoon dipikir cuma sekadar bercanda atau main-main ternyata si tuan muda ya...