.Pintu kantor pemilik perusahaan ditubuhkan Jeewon yang sudah sangat sinonim bagi Sunghoon itu dibuka tanpa harus mengetuk meminta izin.
Sontak terlihat Jeewon duduk di sofa menikmati hidangan pagi di sudut ruangan santai sambil melihat Tab.
Sekadar melirik saja Jeewon melihat kedatangan Sunghoon pagi ini yang sudah bisa dipastikan kalau baru pulang mengantar anaknya ke kampus.
"Pagi sekali." Delik Jeewon saat Sunghoon duduk di depannya. Biasanya pria itu akan datang jika ada perlu saja.
Berdehem sesaat Sunghoon sebelum bersuara. "Kau pasti sudah tahu maksud yang Jaeyoon utarakan meminta ketemu denganmu."
Mengangguk santai Jeewon seakan tak ada beban. "Iya, tentu aku tahu. Pasti anak itu telah menceritakan segalanya pada Jaeyoon." Balasnya, tiada kekhawatiran sama sekali.
Malah Sunghoon yang nampak sedikit gelisah. "Kau tahu? Jaeyoon tidak tenang memikirkan ini, dia seperti ingin secepatnya ketemu dan mau kepastian darimu sendiri."
Tersinggung senyum kecil di bibir Jeewon. "Aku tahu, aku kenal anakku. Besok atau lusa aku pastikan punya waktu ketemu dan bicara apa yang dia mau dengar."
Mengerjap sambil menghela nafas Sunghoon melihat Jeewon sesantai itu sedangkan Jaeyoon seolah orang yang tak keruan, melamun dan terus terpikir.
"Jadi, kau akan jujur?"
Mengangguk singkat Jeewon sambil meraih cangkir kopi di meja. "Iya, aku tiada pilihan. Lagipun hal seperti itu bukan masalah besar bagiku. Tinggal jelaskan saja, memang aku melakukan semua itu karena tidak ingin mengakui anak di luar nikah itu anakku."
Tertarik tipis ujung bibir Sunghoon melihat Jeewon menghirup kopi dengan gaya santai tanpa beban mengucapkan kalimat seperti itu.
"Mudah bukan? Bukan masalah besar?" Menyeringai kecil Jeewon melatakkan cangkir berisi kopi itu kembali di meja. "Sudahlah, tak perlu kau memikirkan biar aku mengurusinya."
Sesaat tatapan Jeewon terlihat serius. "Lebih baik kau tetap pada tujuan utamamu, beri peringatan pada Jay, kau fokus itu dulu."
Reflek naik kedua alis Sunghoon mengingat rencananya sebentar lagi tepat sebelum jam makan siang nanti. "Soal itu aku sudah tahu di mana mereka, nanti jam sepuluh ini aku akan coba ikuti dan ketemu tentunya."
Balas tersenyum Jeewon meski raut Sunghoon cuma datar menatapnya. "Bagus, teruskan kerjamu. Aku tidak ingin hal ini bisa menghambat pekerjaanku dan juga tak ingin siapapun menyakiti anakku."
Maka di sini Sunghoon berada mengendarai mobil miliknya dalam kecepatan yang cukup laju menyusul mobil yang menjadi incarannya dari tempat mobil itu terakhir terparkir dan mulai mengikuti secara gamblang.
Tentu mobil yang dikejar mengetahui situasi saat ini karena itu mobil yang diekori tidak kalah laju dari mengendarai mobil lebih cepat.
Meskipun Sunghoon tahu mobil yang diintainya itu tepat berselang satu mobil dengan mobil dikendarai pengawal dari pemilik mobil yang diincarnya tetap saja Sunghoon melaju tak tanggung ingin secepatnya menyamai hingga bisa melewati mobil orang bawahan dan disusul membelok ke kanan menghalangi mobil diincarnya bersamaan menghentikan mobil secara mendadak mengundang bunyi kuat dari ban mobil yang berderit cukup kencang.
Lantas keluar Sunghoon dari perut mobil dan langsung bergegas menuju mobil yang terhenti terhalang oleh mobilnya tanpa peduli pada mobil di belakang di mana orang-orang bawahan mulai ikut keluar, tampak waspada.
Mengetuk kuat kaca jendala mobil itu menyuruh orang yang berada di jok penumpang untuk turun meski masih bisa terlihat seringai di bibir tipis orang yang berada di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD || sungjake
Fanfiction- dengan segala efeksi, tidak bisa menidakkan perlahan namun pasti perasaan itu ada dan kuat - awalnya disangka ketertarikan Jaeyoon yang menunjukkan secara gamblang pada Sunghoon dipikir cuma sekadar bercanda atau main-main ternyata si tuan muda ya...