Chapter 26

1.8K 125 6
                                    


.

Kaca televisi itu Jeewon pandang begitu lamat dengan tatapan mata dipenuhi sorot berarti. Tampilan layar menayangkan acara temu bual anaknya di salah satu stasiun terkenal.

Begitu petah sekali Jaeyoon berbicara, menjawab pertanyaan demi pertanyaan diajukan bahkan terlihat santai dan lancar merangkai kalimat tanpa ragu.

Acara itu sudah beberapa jam berlalu saat ditampilkan secara langsung pada jam sebelas siang tadi dan kini sudah menuju petang hari, Jeewon sekali lagi menonton ulang acaranya.

Setelah beberapa hari saat sang anak datang berkunjung mengajukan penawaran yang awalnya ditolak tapi pada akhirnya diterima tak rela.

Sesuai perjanjian sebelum anaknya melakukan temu bual mereka bertemu tatap muka bertiga tadi. Sunghoon berserta Jaeyoon datang dengan berkas yang menjadi bukti bahwa kerjasama antar Sunghoon dan Jeewon telah selesai, tiada kaitan apapun lagi.

Dengan persetujuan bertanda tangan antar Jeewon dan Sunghoon menyatakan apa yang mereka sepakati tiga tahun lalu selesai sampai di sini. Tiada hubungan lagi di antara mereka.

Meski jauh dalam hati Jeewon sangat berat bersetuju namun mengingat dia bisa melakukan apa saja untuk mencapai keinginan walau ada sebersit keraguan tapi yakin bagaimana pun dia akan cari cara agar anaknya itu tidak berakhir dengan Sunghoon.

Selain itu melepaskan Sunghoon sama seperti hilangnya pemasukan hampir separuh dari hasil penyeludupan, karena ketangkasan Sunghoon yang sangat lihai dalam berkerja menghasilkan puluhan mliyar.

Kendati dalam diam Jeewon sudah menyusun berbagai rencana, apapun caranya akan dilakukan untuk tidak membiarkan anak satu-satunya berakhir pergi bersama Sunghoon.

Tok! Tok!

Ketukan pintu mengalihkan renungan Jeewon yang lantas menoleh melihat asisten membuka pintu dan berjalan menghampiri setelah dia bersuara menyeru masuk.

"Tuan, ada Sunghoon ingin ketemu."

Lantas mengernyit Jeewon mendengar penyampaian wanita itu. Pun begitu dia bertutur membenarkan.

Sesaat kemudian ketika wanita itu berlalu pergi dan disusul setelahnya membawa Sunghoon masuk.

Kening yang mengernyit bertambah seiring Jeewon melihat hanya Sunghoon seorang diri datang bertemu. "Sendiri?" Tanpa sadar bertanya.

Dibalas anggukan kepala Sunghoon. "Iya, aku ke sini tanpa Jaeyoon tahu."

Ada kerutan mengerti sebelum Jeewon berdiri mendekati Sunghoon. "Apa tujuanmu ke sini?"

Teringat pertemuan mereka tadi pagi dimana Jaeyoon yang lebih mendominasi perbicaraan yang menuntun mereka akhiri kesepakatan selama tiga tahun ini.

Mengerjap bersama helaan nafas diatur baik, Sunghoon menjawab. "Kita sama-sama sadar, tidak mungkin kau setuju begitu saja dengan mudah menyudahi kesepakatan kita."

Ternaik alis Jeewon menatap Sunghoon.

"Karena itu aku ke sini, setelah pencalonan berakhir aku akan membawa Jaeyoon ke Australia." Tanpa ragu Sunghoon buka bicara, jujur dengan niatnya dulu. "Meski aku tidak memberitahumu hal ini, pasti kau akan tahu juga nanti."

Agak terkejut Jeewon, tidak tahu sejauh itu rencana Sunghoon dengan anaknya.

"Jadi, di sini aku benar-benar meminta kau melepaskan anakmu untukku."

Reflek tertawa Jeewon, tawa konyol merasa lucu. "Kau serius? Mau bicarakan ini denganku?"

Cepat mengangguk Sunghoon tanpa berpikir. "Aku sungguh-sungguh meminta kau lepaskan Jaeyoon dalam arti yang benar-benar kau lepaskan."

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang