."Sunghoon rumah dipecah masuk!"
Tak pernah sepanik ini Sunghoon saat orang-orang yang mengawasi rumah ditempatinya bersama Jaeyoon mengabari jika baru saja ada orang menyelinap masuk menyerang Jaeyoon yang sedang sendirian di rumah.
"Sialan!"
Umpat Sunghoon sekian kali, tangan yang memegang stir mencengkram kuat sampai memutih, urat di pelipisnya ikut terlihat, kedua matanya menyalang.
Bisa-bisanya disaat dirinya pergi sebentar yang tak memakan dua jam dan bahkan sebelum ini juga pernah berlaku tapi baru saat ini orang-orang itu berani masuk ke dalam kediaman.
Lagi pula tidak perlu khawatir sebenarnya rumah itu diperhatikan dua puluh empat jam tapi tetap saja diri Sunghoon tak senang duduk memikirkan keadaan Jaeyoon saat ini.
Maka tidak heran membelah jalan raya begitu laju dan tak sampai dua puluh menit sudah sampai di kediaman.
Terlihat orang-orang bawahan sudah ramai di perkarangan rumah seolah berjaga-jaga dan menunggu Sunghoon.
Tidak ambil waktu lama terus saja Sunghoon turun dari mobil dengan rahang mengeras, kepalan tangannya terlihat dan mata semakin tajam.
Salah satu pria bersetelan hitam di sana mencoba menghampiri Sunghoon hendak bersuara tapi Sunghoon menepis, menorobos masuk ke dalam rumah dengan nyalang siap mengamuk.
Langkah kaki gagah dan begitu tegas terdengar menarik atensi orang yang ada di dalam untuk menoleh ke arah pintu masuk lalu terlihat sosok tinggi Sunghoon yang memerah wajah.
Tapi sedetiknya benar-benar hening.
Melihat dua orang asing yang terikat di ruang tengah dengan tiga orang mengawasi dan Jaeyoon duduk di sofa sambil memegang cup mie instan.
Wajah bingung seakan linglung Jaeyoon menyambut pandangan Sunghoon saat netra mereka bersitatap dan Jaeyoon malah lanjut mengunyah mie yang sempat tertunda.
"Kenapa mukamu merah begitu?" Bertanya setelah Jaeyoon mengunyah dan menghirup kuah mie instan.
Tapi tubuh jangkung Sunghoon masih berdiri memaku melihat keadaan.
Keadaan yang sangat tenang tak seperti dugaan jika itu akan kacau dan berantakan lalu Jaeyoon akan ketakutan atau mungkin saja sedang menangis.
Karena apapun itu diserang orang asing di dalam rumah sendirian pasti menakutkan meski dalam sekejap bantuan akan datang tapi tetap saja itu situasi yang sangat menegangkan. Siapa saja bisa dilanda trauma.
Tapi dimata Sunghoon saat ini hanya Jaeyoon yang duduk santai menikmati satu cup mie instan seolah tak terjadi apa-apa. Tampak sangat tenang.
Kendati, tatapan Sunghoon mengarah kembali pada dua orang yang sudah diikat antara satu sama di lantai.
Langkah kaki diambil menghampiri, raut wajah Sunghoon sudah tak memerah penuh tegang tapi balik kembali datar tak ada ekspresi.
Lalu pandangan kembali pada orang-orang suruhan Jeewon setelah mengamati raut wajah asing yang menyerang Jaeyoon.
Tanpa dipinta salah satu bersetelan hitam bersuara memberitahu meski agak ragu. "Waktu kami datang ke sini dua orang ini sudah terkapar."
Naik alis Sunghoon bingung.
"Tuan Jaeyoon sudah lebih dulu mengerjai mereka." Lanjutnya sedikit takut melirik tuan muda di sofa.
Sunghoon langsung menoleh pada Jaeyoon yang meletakkan cup mie instan dan berdiri menghampiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD || sungjake
Fanfiction- dengan segala efeksi, tidak bisa menidakkan perlahan namun pasti perasaan itu ada dan kuat - awalnya disangka ketertarikan Jaeyoon yang menunjukkan secara gamblang pada Sunghoon dipikir cuma sekadar bercanda atau main-main ternyata si tuan muda ya...