Chapter 27

1.7K 138 13
                                    

.

Di salah satu sebuah restoran yang beberapa kali menjadi langganan sejak berpijak di negara Kimchi itu saat ini Jaeyoon memutuskan tempat ini juga ajang bertemu bersama dua temannya.

Iya, cuma dua kenalan dekat walau cuma di kampus tapi waktu yang dihabiskan bersama cukup banyak.

Riki dan Heeseung adalah suatu momen yang akan dikenang jika mengingat Korea meskipun tidak hampir dari separuh tahun di sini namun Jaeyoon tahu banyak kenangannya.

Sebab itu dia bertemu lebih dulu dengan dua temannya, walau kehadirannya tiba-tiba berada di kampus sekalian mengurusi soal berhenti kuliahnya karena akan berpindah kembali ke Australia.

Sesuai rencana kalau pencalanon berakhir, tujuan utama adalah pergi ke tanah kelahiran sang ibu untuk memulai hidup baru di sana.

Dan hari ini sedang berlangsung pengundian yang mencalonkan Jeewon. Tadi pagi juga Jaeyoon menyempatkan tampil di publik sebentar menunjukan dukungan pada sang ayah.

Kini setelah selesai menjamu makanan terlihat tiga manusia itu berbincang dengan hidangan pencuci mulut.

"Jadi, lusa sudah berangkat?"

Mengangguk mengiyakan Jaeyoon oleh pertanyaan dilemparkan Heeseung.

Tampak saling melirik Riki dan Heeseung, tidak tahu ternyata kedatangan Jaeyoon setelah hampir seminggu tak masuk kuliah sejak tersebarnya bahwa pria itu adalah anak Shim Jeewon. Pikirnya mungkin Jaeyoon butuh waktu karena sekarang sudah jadi perhatian tapi kini datang membawa kabar kalau akan pergi kembali ke Australia, menetap di sana.

"Benar-benar tidak kembali lagi ke sini?" Riki bertanya penarasan.

Mengulum bibir Jaeyoon sedikit ragu bersuara. "Kalau soal itu aku tidak tahu. Tapi yang pasti aku tiada niat kembali lagi ke sini."

Ada raut sendu termeta di wajah Heeseung. "Padahal baru juga kita dekat tapi kau sudah mau pergi."

Hanya merespon dengan gidikan bahu Jaeyoon. "Bagaimana lagi? Aku rasa tempatku memang di sana. Lagipula Sunghoon sendiri juga setuju."

Kali ini agak melebar bola mata Riki, soal pria yang disebut Jaeyoon itu setahunya adalah seorang pengawal pribadi tapi Heeseung tempoh hari menegaskan kalau itu pacar Jaeyoon tapi memilih tidak percaya karena kenyataan memang begitu kalau Sunghoon pengawal pribadi.

Karena itu Riki menyeletuk, ingin kepastian. "Sebentar, Sunghoon itu sungguhan pengawal pribadimu kan?"

Di samping Heeseung menukik. "Bukan, itu pacarnya. Kau ini kenapa tidak percaya bicaraku, sudah dibilang juga."

Tergelak lucu Jaeyoon melihat keduanya saling memberi lolotan mata. Sebenarnya keduanya tidak salah, memang dari awal kenal Heeseung, dirinya sendiri juga yang bilang sejak awal ketemu kalau Sunghoon itu pacarnya sedangkan Riki memang tahu Sunghoon itu pengawal pribadi.

Jadi, memilih jujur saja Jaeyoon. "Sebenarnya dia bukan pacarku."

Disahut reaksi sombong Riki dituju pada Heeseung yang kini mengerut.

"Hah?" Berkerut bingung Heeseung tak terima. "Bukan awal kau datang itu hari kau bilang dia pacarmu." Masih jelas bagaimana sombongnya Jaeyoon berkata-kata diawal mereka ketemu.

Lagi-lagi terkekeh Jaeyoon dibuatnya. "Waktu itu aku bohong, soalnya kau seperti lelaki genit mau mencobaku."

Lantas mendecih Heeseung. "Genit? Hei! Aku memang friendly dengan semua orang apalagi kau dari luar negeri pasti aku mau tahu banyak." Nampak menggebu berkata, menepis tuduhan. "Lagipula kau bukan tipeku."

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang