Chapter 28

2.2K 135 20
                                    

.

Pencalanon mewakili salah satu kota di Korea Selatan yang berlangsung kemarin telah selesai dan sesuai dugaan ramai kalau itu akan dimenangkan Jeewon.

Hari pertama menjabat tanggungjawab yang cukup besar sekaligus merasa tersanjung di waktu yang sama. Jeewon terapik bangga, ramah, dan wibawa menyapa setiap orang-orang.

Perawakan yang semakin dikagumi masyarakat merasa puas dengan keputusan akhir dari pencalonan.

Ketika ini Jeewom berada di kantor miliknya setelah baru saja pulang dari pertemuan penting tadi. Kini berhadapan dengan orang kepercayaan dalam melaksanakan sesuatu pribadi yang tiada kaitan sama perkerjaannya.

Terlihat serius keduanya berbincang dengan gurat wajah tegang terapik.

"Aku mau semua berjalan seperti apa yang aku mau, begitu aku memberi arahan langsung gerak. Paham?"

Mengangguk cepat dan yakin pria yang jadi lawan bicara Jeewon. "Soal itu jangan khawatir, semua sudah aku rencanakan dan atur dengan yang lain. Kami cuma tinggal tunggu arahan mu saja."

Menyinggung seringai Jeewon bersama anggukan puas hati. "Bagus, dan bagaimana dengan tim penangkapan di kepolisian?"

"Itu juga sudah diatur, mereka cuma tinggal tunggu panggilan dari kita dan siap untuk menangkap Sunghoon."

Lagi-lagi senyum lebar terpancar di wajah Jeewon, merasa sangat puas dengan rencana diaturnya.

Rencana yang akan terjadi nanti malam sekaligus menjatuhkan Sunghoon agar tak bisa lepas dalam arti kata lain menyumbat lelaki itu ke penjara.

Malam nanti akan Jeewon ungkapkan bahwa Sunghoon salah satu ketua anggota yang memasukan barang haram ke negara ini. Apalagi tim polisi yang juga bersubahat dengannya selama ini makin memudahkan.

Jeewon memiliki banyak orang dalam bahkan dari petinggi kepolisian dan pihak yang berkuasa dalam menjaga keamanan negara. Dia punya koneksi.

Atas sebab itu selama ini mengerjakan hal bertentangan dari undang-undang dirinya tak masalah atau takut selagi ada uang semua bisa dilakukan.

Karena itu juga alasan terbesar Sunghoon menerima kerjasama tiga tahun lalu demi menutupi dari pihak-pihak pemberantasan.

Malam ini akan Jeewon pastikan keangkuhan Sunghoon menentangnya berapa hari lalu akan punah tak bersisa.

"Pastikan semua tetap dalam kendali." Jeewon menatap lekat suruhannya. "Bandara dan apartment harus dalam pemantauan kita."

Sekali lagi mengangguk patuh. "Itu sudah dilakukan sekarang, mereka sedang berjaga-jaga dari tadi pagi lagi. Dan terlihat kalau Jaeyoon maupun Sunghoon masih ada di apartment."

Pun wajah Jeewon diselangi seringai itu memeta tajam. "Sunghoon, Sunghoon," gumamnya, rendah. "Kau terlalu yakin. Dirimu yang baru seumur jagung itu mau menantangku?" Ujung bibirnya naik, sinis. "Kau bukan lawanku."

Diakhiri kekehan kecil. "Kita lihat sejauh mana kau bertahan nanti malam? Aku tak sabar membuatmu bersujud di kakiku."

.

.

.

Di waktu sehabis makan siang Sunghoon maupun Jaeyoon sama-sama memutuskan untuk lebih fokus pada keberangkatan mereka besok pagi.

Besok adalah penerbangan mereka ke Australia tepatnya pagi hari, jam sembilan.

Karena hal itu semua barang Jaeyoon yang telah dipindahkan ke apartment sudah terletak di ruang tengah serta koper turut berada di sana. Kini tersisa satu koper milik Sunghoon saja yang baru dikemas di kamar itu.

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang