PART 14

1.9K 311 15
                                    

Jisoo terus mengikuti orang tersebut sampai masuk ke dalam sebuah gang yang sepi, jisoo rasa orang tersebut menyadari dirinya.

Tiba tiba orang yang jisoo ikuti berhenti membuat jisoo juga ikut berhenti tak jauh darinya. "Siapa kau?" Orang itu bertanya tanpa menatap jisoo.

"Kau melupakan ku?"

Ucapan jisoo itu membuat orang tadi terdiam kaku, namun tak lama ia berbalik menatap jisoo dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Tidak mungkin kan!?" Suara orang tersebut bergetar membuat jisoo tersenyum lembut, "ini aku minjeee...." Jisoo merentangkan kedua tangannya.

Tak kuasa menahan nangis, orang tersebut memeluk jisoo bahkan sangat erat. "Kau tega meninggalkan kan ku dengan nenek!" Orang tersebut memukul punggung jisoo.

"Maafkan aku, minjeong... Aku benar benar menyesal..."

Jisoo mengelus kepala winter. Yaps, adik jisoo adalah winter, dia dan adiknya sama sama seorang futa.

"Bahkan sampai nenek tiada kau tetap tak kunjung kembali.." Winter melepaskan pelukan nya lalu memukul dada jisoo.

"Ya, minjee-ah... Maafkan akuu..." Jisoo yang menghentikan aksi adiknya, "kemana saja kau selama ini, huh? Kau tidak melihat aku kesulitan di sini!?" Winter yang merengut menatap jisoo.

"Hey tenang lah... Sekarang aku di samping mu.." Jisoo menarik winter kembali kepelukan nya membuat winter yang di kenal sangat tegar itu menangis sejadi jadinya.

"Maafkan aku karena tidak bisa menyelamatkan appa eomma waktu itu..." Ucapan jisoo membuat winter mencengkram erat kemeja nya.

"Jangan berkata seperti itu... Kau tidak salah, hyung... Mereka saja yang berlebihan... " ucap winter sembari menarik ingusnya.

"Sudah ya? Jangan bersedih lagi..." Jisoo mengelus kepala adiknya itu. Setelah lega, winter mengusap air matanya.

"Kemana saja kau selama ini, hyung?" Winter yang bertanya, "aku akan menjelaskan semuanya pada mu... Ngomong ngomong kau mau kemana?" Jisoo yang bertanya balik.

"Aku akan pulang ke rumah nenek... Kau mau ikut?" Winter menaikkan sebelah alisnya, "tentu saja..." Jisoo yang mengangguk.

Keduanya kembali berjalan, "jadi... Kapan nenek tiada?" Jisoo yang memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

"Saat aku kelas dua belas..." Jawab winter, "ah...Sekarang kau kuliah semester berapa? Jurusan apa?" Jisoo yang bertanya lagi.

"Semester dua... Aku kuliah bidang bisnis.. Seperti impian eomma appa dulu... Kau yang kuliah bidang hukum sedangkan aku bisnis..." Ucapan winter membuat jisoo tersenyum.

"Kau masih mengingatnya ya..." Jisoo mengacak gemas rambut winter, "ck, rambut ku berantakan..." Winter yang merapikan rambutnya.

"Hahaha maaf maaf.."

"Jadi kau sudah berkuliah seperti impian eomma appa?" Winter merapikan hoodie nya, "sudah... Aku berkuliah di Amerika..." Jisoo yang mengangguk.

"Wow... Bagaimana bisa?" Winter yang terheran, "aku akan menceritakan nya juga pada mu nanti di rumah.." Jisoo yang tersenyum miring.

"Ngomong ngomong kau tadi abis ngapain di restoran?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya, "aku? Aku kerja paruh..." Ucapan winter membuat jisoo tertegun.

"Kerja paruh?"

"Ya... Untuk biaya kuliah ku dan keseharian ku..." Ucap winter yang mengangguk, "keluar lah dari pekerjaan mu.... Ini ambil saja untuk mu..." Jisoo memberikan sebuah  black card pada winter.

"Eh, ini punya mu?"

"Ya, ambillah... Sekarang itu milikmu..." Jisoo yang mengangguk, "bagaimana?" Winter yang masih terheran.

"Itu juga ada di dalam cerita..."

"Ck... Kenapa harus di rumah sih?"

"Kau akan tau semuanya..."

∆∆∆

Winter benar benar terdiam mendengar cerita jisoo yang tak pernah ia duga, "kau.... Tidak bercanda kan, hyung?" Winter yang menatap jisoo dengan tatapan tidak percaya.

"Aku tidak pernah bercanda, minjee..." Jisoo yang duduk bersandar, "kau... Beneran seorang mafia?" Ucapan winter di angguki jisoo.

"Yaps..."

Winter kembali terdiam menatap sang kakak yang berada di depannya, "dan juga seorang.... " winter yang menaikan kedua alisnya.

"Nee minjeee...."

"Wow... Kau benar benar membuat ku speechless..." Ucapan winter membuat jisoo terkekeh sambil menggeleng.

"Aku mengatakan itu pada mu karena kau adikku dan kau orang yang sangat aku percayai..." Jisoo yang mengambil remote tv.

Jisoo menghidupkan TV memunculkan sebuah berita tentang ulah dirinya dan para sahabat nya tadi, "jangan bilang ini ulah mu dan para sahabat mu..." Winter yang melirik jisoo.

"Ya, benar..." Jisoo yang mengangguk saja, "bagaimana bisa kau melakukan hal itu dengan biasa saja?maksud ku kau terlihat keren..." Ucap winter yang mendekati jisoo.

"Aku sudah terbiasa membunuh orang, minjee.." Jisoo yang menatap sekilas winter, "bagaimana kau melakukan nya waktu pertama kali?" Winter yang bertanya lagi.

"Aku melakukannya.... Seperti bukan diri ku karena aku merasa sebuah kebencian dan ke dendaman muncul begitu saja... Dan hal itu benar benar menyenangkan..." Jisoo yang menaikan kedua alisnya.

"Wow... Kau keren.. Tidak ada takutnya..."

"Aku rasa ketakutan ku hilang di saat kedua orang tua kita di tembak di depan mata ku.." Ucapan jisoo membuat sang adik terdiam.

"Tidak perlu di pikirkan... Aku benci dengan orang orang yang membunuh mereka..." Winter yang meremas pahanya.

"Aku harap kita bisa membalas dendam kita pada dia..." Ucap jisoo dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Aku juga..." Ucap winter yang mengangguk. Ia ingin sekali melihat wujud asli si pembunuh orang tuanya itu.

"Ngomong ngomong, minjee... Aku menginap di sini... Sudah lama sekali aku tidak ke rumah nenek... " jisoo yang menaik turunkan kedua alisnya.

"Mangkanya pulang... Bukan lari ke amrik.." Winter yang memutar bola mata malas sedangkan jisoo hanya menyengir saja.

"Hehehe.. Mianhee..."















Vote guys jangan lupa

ALCANDOR S1 & S2 (CHAESOO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang