"Aku masih heran kenapa kita di ikuti oleh mobil aneh tadi.." Ucap Irene yang bersandar di sofa.
"Untung nya dia tidak menguntit kita sampai ke apartemen ini.." Ucap Jennie yang meminum kopi nya.
"Aku semakin curiga ada sesuatu.." Celetuk Joy.
Sedangkan Rosé yang baru selesai memberikan tugas pada mahasiswa nya itu menatap mereka.
"Ada apa?" Jennie bertanya.
"Aku merasa ada yang aneh... Apa kalian tidak merasa?" Joy menatap ketiga temannya.
"Ada, tapi aku tidak terlalu menanggapinya.." Ucap Irene mengangguk.
Tiba-tiba saja pintu apartemen Rosé terbuka dari luar membuat mereka semua terkejut.
Karina masuk ke dalam unit dengan sedikit tergesa.
"Aish... Kau membuat kami kaget..." Ucap Irene mengelus dada nya.
"Ah, maafkan aku..." Karina yang menyengir.
"Ada apa dengan mu? Kenapa terlihat panik?" Joy yang bertanya.
"Ah kalian tau?!" Karina mendekati mereka dengan wajah serius.
"Apa? Ada apa?" Serentak Rosé dan Jennie.
"Mobil dengan plat nomor yang di lakban mengikuti ku kemari." Ucapa Karina membuat mereka bingung.
"Mobil dengan plat nomor yang di lakban?" Jennie mengulangi perkataan Karina tadi.
"Ya, mobil aneh mengikuti mobil milikku.." Ucap Karina mengangguk.
"Kau... Di untit juga?" Pertanyaan Rosé membuat Karina menoleh.
"Maksud mu kalian juga sedang di untit?" Karina menaikkan sebelah alisnya.
"Ya... Sejak tadi kami di untit oleh mobil aneh..." Ucap Irene mengangguk.
"Apa mobil yang mengikuti kalian itu mobil box?" Tanya Karina.
"Tidak... Mobil sedan hitam..." Jawab Irene.
"Ah... Beda Mobil..." Ucap Karina.
"Tapi aku rasa mereka adalah seseorang yang berada di lingkaran yang sama..." Celetuk Joy membuat mereka menoleh.
"Ini benar benar sangat aneh... Mengapa para anonim itu mengikuti kita?" Lanjut Joy bersedikap dada.
Saat Rosé hendak berbicara, ponselnya berbunyi tanda ada telepon masuk membuat ia langsung mengangkatnya.
"Halo?"
"..."
"Ah ya, ini aku... Ada apa?"
"...."
"Ah, benarkah?" Ucapan Rosé membuat mereka semua menoleh.
"...."
"Baiklah aku akan segera kesana.." Ucap Rosé sebelum menutup telepon nya.
"Ada apa, kak?" Karina bertanya.
"Delivery nya tidak di perbolehkan ke atas mengantarkan makanan kita.." Ucap Rosé.
"Ah, ada apa?" Tanya Jennie.
"Ini sudah di atas jam sepuluh... Peraturan apartemen ini tidak ada yang boleh ke unit selain pemilik unit.." Ucap Rosé.
"Ah kau akan turun?" Ucap Irene.
"Ya, aku akan mengambil makanan kita.." Rosé mengangguk.
"Kalau begitu aku ikut..." Ucap Irene.
"Yasudah ayo.." Rosé menaikkan kedua alisnya.
Jadilah mereka berdua keluar unit dan turun ke bawah untuk mengambil pesenan mereka yang berada di lobby gedung.
"Kenapa malam ini terlihat sepi..." Celetuk Irene saat mereka berada di lobby.
"Ku rasa karena sudah jam sepuluh lewat.." Ucap Rosé.
"Tapi seperti tidak biasanya, Roje..." Ucap Irene.
"Mungkin perasaan mu saja, ren.." Rosé menatap intens.
Mereka berdua mengambil makanan mereka yang di titipkan di meja resepsionis.
Mereka berdua kembali ke unit menggunakan lift yang untung nya sedang kosong.
"Roje.." Panggil Irene di sela diam mereka.
"Ya?" Rosé menoleh.
"Em... Apa kau tadi tidak memerhatikan sesuatu?" Tanya Irene membuat Rosé bingung.
"Memperhatikan apa?" Tanya Rosé balik.
"Pria yang duduk sendirian di ujung kursi tunggu.." Ucap Irene.
"Tidak... Ada apa?" Tanya Rosé lagi.
"Sejak kita keluar dari lift, dia terus memerhatikan kita sembari menelfon seseorang.." Ucap Irene.
"Maksudnya kau merasa kita sedang di awasi tadi?" Ucap Rosé.
"Ya... Itu maksudku..." Ucap Irene mengangguk.
"Ku rasa kau sedang lelah Irene.. Sejak tadi kamu begitu..." Ucap Rosé tersenyum.
"Aku rasa aku juga..." Ucap Irene.
"Sudah lah, malam ini beristirahat saja di unit ku..." Ucapan Rosé membuat Irene mengangguk.
"Ngomong ngomong apa kau juga memesan paket cheese nugget?" Pertanyaan Irene membuat Rosé menyirit.
"Tidak..." Rosé menggeleng.
"Lalu... Kenapa ada berada di dalam plastik ini?" Irene menunjukkan plastik yang ia bawa.
"Ah aku rasa itu terpesan... Pantas saja tadi totalnya sedikit mahal.." Ucap Rosé.
"Ternyata kau juga butuh istirahat.." Ucapan Irene membuat Rosé terkekeh.
Pria bertubuh besar itu mematikan dengan kasar layar monitor nya setelah berkomunikasi dengan seseorang yang keliru berjanji dengannya.
"Ck, apa dia mempermainkan ku?" Pria bertubuh besar itu bersandar di kursi kebesaran nya.
"Albert... Kau sudah menyuruh mereka untuk mengintai mereka?" Pria bertubuh besar itu menatap lelaki yang berjas hitam di hadapannya.
"Sudah tuan... Namun mereka bilang tidak ada gerak gerik Jihoon ingin menyerahkan mereka pada kita.." Ucap Albert.
"Ck, bagus sekali si bodoh itu..." Pria itu berdecak kesal.
"Sudah lewat dengan hari yang di tentukan nya masih tidak ada gerak gerik apapun.." Lanjut pria itu.
"Al, katakan pada mereka untuk bertindak saja... Aku tidak ingin menunggu lama.." Pria itu berdiri.
"Segera bawa mereka kemari."
"Baik tuan.."
Vote and comment😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCANDOR S1 & S2 (CHAESOO)
RandomRules : "Jangan pernah melibatkan seseorang kedalam hidupmu jika kamu tak ingin terjadi sesuatu padanya, terlebih lagi dia memiliki kehidupan yang berbanding terbalik dengan mu." ∆TIDAK ADA TERKAIT NYA DENGAN IDOL ASLI∆