PART 39

416 84 16
                                    

Pintu besi tersebut terbuka sehingga memunculkan bunyi besi yang bergesekan dengan lantai yang kumuh itu.

Hal tersebut membuat Jisoo yang di duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan yang di borgol itu menoleh ke seorang pria dengan seragam polisi yang sangat rapi.

Jaehyun menatap Jisoo dengan tatapan meledek dan ber-smirk. Sedangkan Jisoo hanya menatap datar Jaehyun.

"Tak ku sangka kita bertemu kembali... Kim Jisoo..." Jaehyun yang mendekat.

"Apa yang kau lakukan pada adikku, bajingan?" Ucap Jisoo.

"Kau mengatakan apa?" Jaehyun kembali ber-smirk.

"Apa yang kau lakukan pada Jisung." Ucap Jisoo.

"Ah Jisung ya... Apa kau tidak tau satu hal, Jisoo?" Jaehyun sedikit menunduk saat di hadapan Jisoo.

"Jisung itu sepupu tuan Jihoon." Ucap Jaehyun.

"Lalu kau siapanya Jihoon, bajingan?" Jisoo menatap intens Jaehyun.

"Aku? Aku calon suami nya Rosé.." Jaehyun kembali berdiri tegak.

"Rosé tak suka pria aneh seperti mu, bodoh." Jisoo memutar bola mata malas.

Ia tak memilikimu kekuatan untuk melawan karena kaki dan tangannya di borgol di kursi yang ia duduki.

"Tapi tetap saja aku yang akan menjadi suaminya.." Ucap Jaehyun.

"Kau tidak bisa menyentuh Séanne ku.." Jisoo kembali datar menatap Jaehyun.

"Ah jadi namanya Séanne ya?" Ucap Jaehyun.

"Kau bukan aku... Kau tidak bisa memanggil dengan sebutan itu padanya, bajingan." Jisoo memutar bola mata malas.

"Benarkah? Ah... Aku rasa aku bisa memanggilnya seperti itu.." Ucap Jaehyun.

"Jika kau sudah tak ada di dunia ini lagi.." Lanjut Jaehyun ber-smirk.

"Jangan menyentuh Séanne ku." Ucap Jisoo.

"Apa Aku peduli?" Jaehyun yang hendak pergi.

"Jika kau menyentuhnya, sesuatu yang sangat besar akan menimpa dirimu, bodoh." Jaehyun yang sempat mendengar itu terdiam sejenak.

"Tutup lah omong kosong mu."

$$$

Jisoo yang sedikit meronta karena karung yang menutupi mukanya itu tak kunjung di lepas.

"Hey orang orang bodoh! Lepaskanlah plastik busuk ini." Ucap Jisoo.

"Ah aku rasa kau sangat ingin bertemu dengan ku sekarang ya..." Bersamaan itu pula karung yang menutupi wajah Jisoo.

Jisoo bisa melihat di belakang Jihoon ada Jaehyun dan juga Taehyung.

"Tch." Jisoo yang berdecih sembari menatap datar Jihoon.

"Selamat malam, tuan muda Kim.." Jihoon yang tersenyum sembari mendekati Jisoo.

"Apa mau mu, huh?" Jisoo menatap datar Jihoon.

"Tentu saja ingin melihat dirimu yang memohon kepadaku.... Seperti yang di lakukan orangtua mu tujuh tahun yang lalu.." Jihoon yang terkekeh hambar.

"Tch... Mimpimu terlalu tinggi.." Jisoo ber-smirk.

"Kau fikir setelah tujuh tahun kejadian itu, aku masih seperti Jisoo yang malang, hm?" Jisoo memutar bola mata malas.

"Sombong sekali dirimu.." Jihoon yang sedikit jengkel.

"Jisung masuk lah.." Jihoon yang mundur selangkah.

Di saat yang bersamaan, Jisung masuk kedalam ruangan dan menatap datar Jisoo. Sedangkan Jisoo yang melihat Jisung itu hanya terdiam saja.

"Apa kau senang bertemu dengan adik mu ini, hm?" Jihoon yang merangkul Jisung di depan Jisoo.

"Jisung.." Jisoo yang masih tetap menatap Jisung.

"Ucapkan lah kata kata terakhir mu sebelum kau lenyap dari dunia ini, Jisoo.." Jihoon yang ber-smirk.

"Apa yang telah kau lakukan pada adikku, bajingan?!" Jisoo menggeram menatap Jihoon.

"Jangan menyebut paman ku bajingan, brengsek.." Ucapan Jisung itu membuat Jisoo tertegun, sedangkan Jihoon hanya tertawa saja.

"Lihat lah, bahkan dia bersama ku sekarang.." Ucap Jihoon.

"Jisung... Kau.." Jisoo kembali menatap Jisung.

"Tch, aku akan mengatakannya hal yang sebenarnya, hyung." Jisung yang mendekati Jisoo.

"Aku sama sekali tak pernah ingin bekerja sama dengan kalian..." Ucap Jisung.

"Aku benar benar muak berada di bawah perintah daddy atau pun kalian berempat..." Lanjut Jisung.

"Dan lagi ku rasa rencana ini adalah rencana yang tepat agar aku bisa mengambil posisi ku yang paling besar di alcandor.." Jisung menangkup dagu Jisoo dengan kasar.

"The fuck, ji?!" Geram Jisoo dengan suara rendah.

Jisung menghempaskan dagu Jisoo dengan kasar sembari kembali mendekati Jihoon yang hanya menyeringai saja.

"Kau sudah dengar bukan, Jisoo?" Jihoon yang bersedikap dada.

"Kau menghipnotis adikku, bajingan!" Geram Jisoo.

"Hentikan omong kosong mu Jisoo.." Jaehyun yang mendekat sembari membawa sebuah pistol yang sedang ia isi.

"Kau." Jisoo menatap tajam Jaehyun.

"Hyung, sebaiknya kau cepat lah membuat nya melemah... Aku muak mendengar suaranya..." Jisung yang merangkul Jaehyun.

"Kau ingin Aku menembaknya, huh?" Jaehyun ber-smirk.

"Tentu... Tembaklah dia di bagian dada kanannya yang sudah rusak itu... Itu akan membuat nya cepat mati." Ucapan Jisung di angguki Jaehyun.

Jisoo hanya diam saja tidak menyangka bahwa adiknya itu mengatakan kelemahan nya di depan orang banyak.

"Sebelum itu biarkan lah dia mengatakan kata kata terakhir nya.." Ucap Jihoon yang hanya tersenyum.

"Kau ingin mengatakan sesuatu, bung?" Jaehyun yang mengarahkan pistol itu tepat pada dada Jisoo.

"Jangan menyentuh Séanne ku." Jisoo menatap datar Jaehyun dan Jihoon.

"Tch, hanya itu?" Jaehyun memutar bola mata malas.

Jisoo hanya diam saja membuat Jihoon mengkode Jaehyun agar menembaknya.

"Baiklah... Selamat malam dan selamat tidur, Jisoo.."

Jaehyun melepaskan pelatuk nya sehingga peluru mengenai tepat di dada kanan milik Jisoo.

Hal tersebut membuat Jisoo langsung melemah, dada dan mulutnya mengeluarkan banyak darah membuat Jihoon tertawa.

"Kau tak ingin memohon kepadaku, huh?" Jihoon menatap remeh Jisoo.

"T-tidak... A... Akan.." Jisoo yang sedikit bergetar itu.

"Tch, bodoh sekali... Jisung apa kau ingin mengurusnya?" Jihoon menatap Jisung.

"Tentu... Aku akan mengurus nya paman..."



































Vote and comment😉😉

ALCANDOR S1 & S2 (CHAESOO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang