PART 43 (S2)

536 110 25
                                    

Ceklek.

Jennie membuka pintu apartemen nya karena irene dan joy ada di luar.

"Ayo masuk..." Jennie mempersilahkan keduanya masuk.

"Kau sudah makan malam,jen?"

Joy yang merangkul Jennie yang keliatan lemas, sedangkan irene berjalan di samping mereka.

"Sudah... Tenang saja.."

Jennie yang mengangguk menatap joy, ketiganya duduk di sofa panjang yang ada di ruang tamu.

"Jadi ada apa? Katanya ini penting?"

Jennie menatap irene yang membuka laptop nya.

"Mereka bukan kecelakaan biasa, jen..." Ucapan irene membuat Jennie menyirit bingung.

"Maksud mu? Mereka siapa?"

"Lisa, seulgi dan.... Wendy.." Ucap joy menjawab pertanyaan Jennie.

"Tunggu... Bukan kecelakaan biasa?" Jennie menaikkan sebelah alisnya.

Irene tak menjawab pertanyaan Jennie, ia malah memberi laptopnya pada Jennie yang masih bingung.

"Bacalah dengan teliti..."

Jennie menuruti perkataan irene, ia membaca artikel tersebut dengan teliti.

"Tunggu... Apa? Mereka menabrak sebuah motor? Perasaan ku waktu di lokasi tidak ada motor..." Jennie menatap kedua sahabatnya.

"Baca bawahnya... "

Jennie kembali menatap layar leptop itu.

"Ini.... Kecelakaan berencana?"

Jennie membaca bagian artikel tersebut:

'di ketahui juga mobil yang di tumpangi korban kondisinya buruk. Rem nya yang rusak dan juga ban belakang nya bocor'

"Ya... Aku rasa begitu..." Irene yang mengangguk, "tapi siapa yang merencanakan hal jahat ini?" Jennie menyatukan kedua alisnya.

"Aku juga tidak tau jen..."

Ketiganya terdiam dengan pikiran masing masing.

"Ku rasa ini ada sangkut paut nya dengan kematian jisoo.." Ucapan joy membuat keduanya menatap dirinya.

"Jisoo di temukan tak bernyawa di gang sepi bukan? Bahkan di bagian dada nya terdapat sebuah berkas tembakan... Sehari kemudian mereka kecelakaan.... Aku rasa memang keempatnya ingin di bunuh seseorang.."

"Tapi siapa yang membunuh?" Irene yang tampak berpikir begitu juga dengan joy dan Jennie.

Namun Jennie teringat akan sesuatu.

"Kalian sudah mengatakan ini pada rosé?" Jennie menatap keduanya, sedangkan keduanya menghela nafas.

"Dia tak bisa di hubungi jen..." Ucap joy yang bersandar.

"Kalau begitu besok kita ke apartemen nya saja..." Jennie menaikkan kedua alisnya.

"Tapi apa dia ada di sana?" Irene menaikkan sebelah alisnya.

"Kita lihat saja nanti..." Jennie yang ikut bersandar.

$$$

Rosé mengaduk coklat hangat yang ia buat, ia berjalan menuju balkon apartemen nya untuk mencari udara malam yang segar.

Ia bersandar di balkon tersebut sembari menatap langit yang lumayan cerah malam itu.

Namun, saat ia sedang asik menatap langit tersebut. Ia ngerasa ada yang menatap dirinya dari bawah.

Rosé mengalihkan perhatian ke bawah, tampak sepi. Tetapi ia seperti melihat sebuah bayang di balik kegelapan.

Ia menyipitkan matanya, mendapati seseorang serba hitam keluar dari kegelapan membuat dirinya cepat cepat masuk kedalam.

"Sial... Itu apa?"

Jantung nya berpacu cepat bagai di kejar sesuatu, ia mengintip dari jendela balkon nya.

Seseorang serba hitam itu masih di sana, ia seperti berbicara dengan seseorang di sebuah alat sembari melihat ke arah unit nya.

Rosé menghela nafas lega saat pria serba hitam itu hilang di kegelapan gang tersebut.

Ia berjalan menuju sofa nya lalu duduk di sana.

"Apa itu pengintai? Tapi siapa yang menyuruhnya?" Rosé yang masih memikirkan pria itu.

Entah kenapa ia merasa sedikit aneh dengan pria tadi, namun pikiran tersebut ia tepis.

Handphone rosé yang ada di meja berbunyi tanda ada telepon masuk.

Renee is calling...

Rosé menaikkan sebelah alisnya sembari mengambil handphone tersebut.

"Ya?"

"ROJE!!" -joy, Jennie & irene

Suara di sebrang sana membuat rosé kaget dan sedikit menjauhkan handphone nya dari telinga.

"Yak jangan berteriak... Telinga ku sakit..."

"Hahaha... Maafkan kami.... Aku fikir kamu tidak akan mengangkat telepon ku.."

"Keadaan ku sudah membaik..."

"Ah syukur lah... Kami semua mengkhawatirkan mu.." - Jennie

"Hehehe maaff..."

"Ngomong ngomong kamu ada dimana jeh?" - joy

"Aku di apartemen ku... Ada apa?"

"Besok kami akan kesana... Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada mu..."

"Baiklah datang saja... Tapi usahakan saat kalian di depan apartemen ku... Pria yang mengusik ku tidak mengikuti kalian..."

"Ah maksud mu jaehyun?"

"Ya siapa lagi bodoh.. Dia kan pengusik kehidupan... Apalagi temannya itu si crush... Sialan... Pria itu terus menganggu ku juga..." -joy

"Tak hanya dirimu joy.... Aku bahkan masih selalu di ganggu tae... Ugh... Aku benar benar membencinya..." -Jennie

"Tidak kalian saja guys... Aku juga... Ya suho benar benar menyebalkan..."

"Hahaha mereka semua benar benar menyebalkan..."

"Kau benar..."

"Hahaha..."

"Yasudah kalau begitu aku matikan dulu... Kami akan kesana mungkin jam jam sepuluh..."

"Baiklah aku akan menunggu kalian.."

Telepon di matikan dari sebrang, rosé bersandar di sofa sembari menaruh kembali telepon tersebut.

Entah kenapa rosé seperti mendengar suara langkah kaki diluar apartemen nya.

Rosé berjalan perlahan mendekati pintu, ia mengintip dari lobang pintu tersebut.

Tunggu... Itu siapa? Itu bukan jaehyun..

Rosé yang menyirit karena ia melihat seorang pria mundar mandir di depan apartemen nya lalu pergi dari sana.

Sial... Apa itu? Apa yang terjadi?

Jantung rosé kembali berdegup kencang, ia memejamkan matanya sembari menetralkan jantung nya.

Sudah lah lebih baik aku tidur saja...





































Vote and comment😉😉😉

ALCANDOR S1 & S2 (CHAESOO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang