⚠️ PERHATIAN ️⚠️
Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya unsur ketidaksengajaan.
Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!
• • ✧ • •
Mendengar penuturan Aksa yang memberi tahu soal salah satu permasalahan zona merah Kota Bandung, berhasil membuat keempat kawannya dilanda kebingungan. Mereka menatap pria pendiam itu dengan tampang penuh tanda tanya. Dahi semakin bertaut, mulut sedikit menganga.
Valdi yang merasa bahwa permasalahan yang disampaikan oleh Aksa tergolong berat, spontan berkata, “Bentar, bentar! Lo bilang apa? Sabotase? Gak salah?” Ia menunjukkan keterkejutannya dengan mengubah mimik bingungnya menjadi syok.
Lalu, kembali melanjutkan, “Masalah sebesar itu kenapa bukan presiden yang nanganin? Kenapa malah minta bantuan ke Kepala Petinggi Organisasi Penggerak Pusat? Sabotase, kan, termasuk ke pengkhianatan negara. Salah satu ancaman militer.”
Harzan yang berpikir sama seperti Valdi seketika menyambung, “Iya, bener. Gue setuju. Emangnya apa yang bisa kita lakuin buat masalah ini? Kita ini cuma mahasiswa. Kita enggak punya wewenang lebih buat ngurusin permasalahan serumit dan seberat itu. Jangan sampe, tujuan kita yang awalnya dateng ke sini buat liburan malah jadi kacau hanya karena kita nekat nerima titah Tuan Kagendra.”
Sedangkan Melviano dan Kenzo masih terdiam dengan isi kepala penuh rentetan opini, fakta dan tanda tanya. Mereka tengah mempertimbangkan dan meniti lebih jauh segala aspek mengenai amanat yang dibebankan.
Aksa selaku moderator kali ini terlihat menggulir layar tablet-nya, lalu kembali berkata, “Masalah ini sebenernya udah ditangani oleh pemerintah pusat. Presiden untuk tahu mengenai aksi sabotase ini sebelum pemerintah Kota Bandung meminta tolong kepada Kepala Petinggi Organisasi Penggerak Pusat. Dan sejauh yang gue pahamin dari titah Tuan Kagendra ke kita adalah bahwa kita emang cuma diminta untuk mantau perkembangannya. Karena kemungkinan besar, sekitar ....” Ia menatap tablet-nya sejenak. “... 40% masalah ini bisa dateng di lain hari. Karena aksi sabotase ini udah terjadi 4 kali dengan terus penambahan level di setiap aksinya.”
“... Dan alasan kenapa pemerintah Kota Bandung meminta tolong kepada Kepala Petinggi Organisasi Penggerak Pusat, itu karena organisasi tersebut masih berkaitan erat sama pemerintah pusat. Presiden sendiri mempercayakan mereka untuk membantu kepastian dari masalah tersebut.”
“Tapi, gue enggak yakin dan enggak tahu secara pasti apa tujuan sebenarnya Kota Bandung meminta tolong ke organisasi. Karena Tuan Kagendra enggak ngasih tau soal itu. Dan sejauh ini, beberapa profesor dan penggerak inti organisasi lainnya, baik dari Jakarta maupun Yogyakarta emang udah turun tangan ke lapangan. Itu informasi sementara yang gue dapetin,” pungkas Aksa, tatapannya kian kembali menatap keempat kawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Lautan Api, 2042
Action[Prequel Novel VOC Yogyakarta Tahun 2050] [Jangan lupa vote dan komen, serta follow akun penulis sebelum membaca! Cerita ini hanyalah fiktif. Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca!] Genre : Action, Thriller, dan Sci-Fi. [Indonesian Genius Generati...