25. MR: ᮒᮨᮁᮏᮨᮘᮃᮊ᮪ ᮄᮔ᮪ᮖᮧᮁᮙᮃᮞᮤ

22 3 1
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • ✧ • •

Kenzo dan keempat kawannya berlarian ke arah yang berbeda, 2 di antaranya menuju arah barat, 2 lainnya menuju arah timur, sedangkan 1 lagi menuju arah selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo dan keempat kawannya berlarian ke arah yang berbeda, 2 di antaranya menuju arah barat, 2 lainnya menuju arah timur, sedangkan 1 lagi menuju arah selatan. Mereka berpencar, mencari tempat persembunyian yang aman dan jauh dari jangkauan orang-orang yang entah siapa dan memiliki niat apa datang ke reruntuhan tersebut. Mereka sebenarnya tidak takut, hanya saja peringatan Rakha seakan mengundang sesuatu yang membuat kelimanya memutuskan untuk menghindar. Takutnya tragedi penyerangan itu kembali terjadi, tanpa alasan dan tak terduga.

Dari sana, bunyi langkah kaki semakin mendekat, semakin memberitahu bahwa mereka telah sampai di lantai 2.

Sontak, Aksa dan Kenzo yang bersembunyi di satu tempat yang letaknya tak jauh dari posisi semula, sebisa mungkin mengontrol diri mereka masing-masing dan saling diam. Bahkan, Aksa terlihat menyatukan kedua tangannya, petanda bahwa ia tengah berdoa; meminta pertolongan pada Tuhannya. Sedangkan Kenzo mendengarkan dengan saksama guna memastikan lebih jauh pergerakan orang-orang yang datang.

Lain halnya dengan Melviano yang bersembunyi bersama Valdi. Keduanya tampak terengah-engah, sebab mereka nekat lari ke lantai 3 melalui tangga lain yang jaraknya lebih dekat dengan posisi semula dan langkah yang sebisa mungkin mereka endapkan, demi meminimalisir suara. Arkian, bersembunyi di dekat kayu usang yang tertimbun reruntuhan. Mencoba untuk berlindung dan berharap kawan-kawan lainnya selamat. Namun untungnya, keduanya sampai tanpa menimbulkan kecurigaan atau kegaduhan.

Sedangkan Harzan, ia bersembunyi seorang diri di bawah meja yang letaknya berada di pojok ruangan dekat patung, masih terletak di lantai 2 seperti Aksa dan Kenzo, tetapi hampir mendekati anak tangga yang digunakan Melviano dan Valdi menuju lantai 3.

Jarak di antara Kenzo – Aksa, Harzan, dan Melviano – Valdi sebenarnya tidaklah jauh. Hanya berkisar beberapa meter di antara satu tempat persembunyian ke tempat persembunyian lainnya. Alhasil, mereka tidak perlu khawatir jikalau ada yang ketahuan. Setidaknya meminimalisir putusnya komunikasi dan informasi.

Sambil terus berdoa, berjaga-jaga dan bersembunyi sehebat mungkin, detak jantung kelimanya terasa berdetak semakin cepat. Diiringi keringat dingin yang bercucuran, membasahi pakaian mereka. Bahkan, beberapa di antaranya terasa seperti sesak napas dan hampir ingin buang air kecil. Semua itu karena terdesak oleh sesuatu yang belum pasti.

Bandung Lautan Api, 2042Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang