⚠️ PERHATIAN ️⚠️
Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.
Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.
Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!
• • ✧ • •
Kembali ditanyai perihal pendapat tentang kepemimpinan Pak Soekarno, Aksa, Valdi dan Harzan saling mengadu tatap. Kembali menimang-nimang jawaban mereka. Lain halnya dengan Melviano yang tampak memerhatikan ketiga kawannya tersebut bersama Kenzo tanpa memikirkan apa pun. Karena bagaimanapun, ia sedari awal memang sudah berada di tim pro; bangga dan meyakini bahwa yang dilakukan Pak Soekarno adalah benar.
Sampai, tak terasa jam di pergelangan tangan mereka menunjukkan pukul 12.05 WIB, yang mana artinya bahwa waktu sudah menunjukkan siang hari, dan bertepatan dengan waktu salat zuhur; azan berkumandang di seluruh penjuru Kota Bandung dan mentari tepat di atas kepala.
Sambil berpikir mencari jawaban, baik Kenzo, Harzan, Aksa, Melviano hingga Valdi tidak ada yang mengeluarkan suara sepatah atau sekecil apa pun. Mereka saling diam sembari mendengarkan azan.
Karena sesuai dengan adab yang ada, kaum muslim diminta untuk melakukan beberapa hal ketika azan sedang berkumandang. Di antaranya:
(+) Saat azan berkumandang, alangkah baiknya tidak berbicara. Sebagai seorang muslim, kita disarankan untuk berdiam atau tidak berbicara saat azan berkumandang. Hal tersebut dilakukan sebagai rasa hormat terhadap azan yang merupakan seruan atau panggilan dari Allah SWT. Dan itu pun turut dilakukan oleh Melviano dan Aksa yang notabene merupakan non muslim sebagai bentuk menghargai sesama. Jika mereka saja bisa melakukannya, maka kita pun harus bisa.
(+) Jika sedang berbaring, maka segera ambil posisi duduk.
(+) Menghentikan aktivitas yang sedang dijalankan. Ini pun dilakukan oleh Kenzo dan keempat kawannya dengan baik. Mereka benar-benar saling diam dan menetap pada posisi tegak sampai azan selesai berkumandang.
(+) Mengucapkan kalimat yang diucapkan muazin, agar mendapatkan pahala seperti pahalanya muazin.
(+) Selesai azan, disunahkan bagi muazin dan pendengar berselawat kepada Rasulullah SAW dengan suara pelan.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung Lautan Api, 2042
Action[Prequel Novel VOC Yogyakarta Tahun 2050] [Jangan lupa vote dan komen, serta follow akun penulis sebelum membaca! Cerita ini hanyalah fiktif. Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca!] Genre : Action, Thriller, dan Sci-Fi. [Indonesian Genius Generati...