09. Menuju Pusat Kota Bandung

71 9 0
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya unsur ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • ✧ • •

Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat. Pukul 07.23 WIB.

Mengingat Vila yang mereka sewa terletak di Kecamatan Buah Batu, Kenzo dan keempat kawannya harus kembali melakukan perjalanan. Menyusuri berkilo-kilo meter untuk sampai ke tempat tujuan, menjelajahi 4 tempat yang jaraknya saling bertautan, serta tempat yang akan mereka coba pantau dari jauh. Dan untuk sementara ini, mereka akan mengelilingi pusat kota selama beberapa hari.

Baik Valdi, Kenzo, Aksa, Harzan maupun Melviano, kelimanya telah siap. Saling membawa tas ransel berisi barang-barang yang selalu mereka bawa, serta beberapa persediaan camilan dan air mineral. Waktu yang akan dihabiskan di perjalanan menuju pusat kota memang tidaklah lama, tetapi karena mereka tipikal orang yang suka makan, camilan harus tetap tersedia. Sedangkan untuk urusan makan siang dan sebagainya, bisa dibeli dan diurus nanti.

Akan tetapi sebelum sepenuhnya berangkat, kelimanya menyempatkan diri untuk sarapan. Menikmati hidangan buatan Melviano yang pria itu siapkan sejak jam 06.59 WIB. Ia membuatkan keempat sahabatnya roti bakar dengan selai strawberry dan 5 gelas susu.

Dimanjakan seperti saudara kandung, dan dipaksa meminum cairan berwarna putih yang di dalamnya mengandung protein (7,5--8 gram), vitamin A, vitamin B (B1, B2, B6 dan B12), vitamin D, kalsium (275 miligram), fosfor (200 miligram), kalium (320 miligram) dan serat (19 gram) tersebut.

Padahal, Harzan sebenarnya tidak terlalu suka susu, tetapi karena Melviano memaksa dan demi pertumbuhan serta menjaga kesehatan tulangnya, pria humoris itu harus meneguk setidaknya 1 gelas sehari. Begitu pun dengan yang lainnya. Karena jika tidak, kemungkinan besar Melviano akan mengamuk. Dan bahkan saat jauh sekali pun, pria emosional itu tetap mengingatkan keempat kawannya. Jadi hal tersebut sudah biasa bagi mereka, tak peduli walau sudah berada di usia yang sekarang.

Lalu tak lama, kelimanya selesai, merapikan kembali meja makan dan menaruh ke semua piring kotor pada tempatnya. Namun, mengingat era sudah canggih dan Vila tersebut dipenuhi oleh barang-barang hasil kecanggihan teknologi, mereka tak perlu mencuci piring, melainkan cukup menaruhnya pada alat pencuci piring otomatis.

Mesin dengan ukuran yang cukup besar dan panjang tersebut akan berjalan dengan sendirinya. Menarik ke setiap piring kotor yang diletakkan di ujung kanan dari arah hadap pintu belakang, lalu membasuh dan mengelapnya dengan sabun, dan berakhir dibilas hingga dikeringkan dalam waktu singkat. Piring-piring itu akan kembali tertata rapi pada tempatnya. Semudah dan secepat itu, walau uang yang dikeluarkan untuk menyewa tempat berfasilitas lengkap tersebut pun tidaklah sedikit.

Bandung Lautan Api, 2042Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang