18. Antem - Tak Sampai

38 6 0
                                    

⚠️ PERHATIAN ️⚠️

Mohon bersikap bijaklah sebagai pembaca, sebab ini hanyalah karangan fiktif! Dan apabila ada kesalahan, mohon untuk bantu diperbaiki.

Jika ada kesamaan pada nama tokoh, tempat, dan sebagainya, itu sepenuhnya ketidaksengajaan.

Jangan lupa untuk follow akun penulis, juga tinggalkan jejak vote dan komen! Terima kasih!

• • ✧ • •

Mendengar percakapan Harzan dan Kenzo yang membahas perihal maksud dari sekian banyak pertanyaan yang dilontarkan Kenzo, berhasil membuat ketiga kawan lainnya kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar percakapan Harzan dan Kenzo yang membahas perihal maksud dari sekian banyak pertanyaan yang dilontarkan Kenzo, berhasil membuat ketiga kawan lainnya kebingungan. Mereka menatap kedua sosok tersebut dengan lekat, dan tentunya dengan dahi yang bertaut erat.

Sampai, ketika ucapan Harzan menemui titik akhir, Valdi dengan cepat bertanya, “Maksudnya apa? Pencerahan apa?” Ia menatap Kenzo dan Harzan secara bergantian, begitu pun dengan Aksa dan Melviano.

Harzan dan Kenzo yang ditanya pun menoleh. Salah satu dari mereka tersenyum tipis, sedang satunya hanya terdiam sembari menoleh sekilas ke arah Kenzo.

Lalu tak lama, Harzan mewakili dengan menjawab, “Itu, lho, pertanyaan Kenzo tadi.”

Valdi tahu, tetapi bukan itu jawaban yang dirinya ingin. Spontan, ia kembali bertanya, “Ya, maksudnya apa, lho, sampe ke pencerahan segala? Lagi ada promo skincare?”

“Ha?” Harzan syok, ikut menautkan dahi. “Bukan ... Tapi kejelasan dari pertanyaan Kenzo. Coba, deh, pahamin dan liat sisi filosofinya! Nanti lo juga tau.” Ia lalu beranjak bangun dari tempat, secara tiba-tiba. “Yoklah! Mending kita langsung ke Dinas Bina Marga. Udah jam 2, nih.”

Kenzo dan ketiga kawan lainnya ikut bangkit. Menurut pada ajakan Harzan dan  membersihkan pakaian mereka. Lalu, bergegas pergi meninggalkan Taman Alun-alun PP Almuawanah menuju destinasi berikutnya; Dinas Bina Marga dan Penataan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Braga – Asia Afrika, berseberangan dengan tempat yang mereka singgahi saat ini dengan jarak 80 meter--rute yang mereka pilih.

Dengan Valdi yang kembali berada di posisi pengemudi dan Harzan yang duduk di sebelah kirinya, Aksa di paling belakang; ketiga, serta Melviano dan Kenzo duduk berdampingan di baris kedua, perlahan membelokkan setir mobil ke arah kiri menuju barat sekitar 40 meter. Lalu, belok kanan menuju perempatan sekitar 20 meter.

Sesampai mereka di perempatan, mereka tinggal lurus sejauh 20 meter untuk sampai ke tujuan dan memarkirkan mobil. Baru setelah itu, kelimanya bisa mulai bebas berkeliaran.

Akan tetapi, belum juga menemui titik pertigaan sejauh 40 meter dari posisi mereka saat ini--baru sekitar 5 meter, sebuah mobil melaju kencang ke arah mereka, membuat Valdi yang memegang kendali pengemudi kewalahan untuk menghindar. Ia berusaha secepat mungkin memutar setir ke arah kanan. Namun, seakan aksi tersebut terencana dan sebuah konspirasi, Valdi tidak bisa berkutik lebih jauh. Ia terkunci oleh keadaan.

Bandung Lautan Api, 2042Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang